Desa Bikang memiliki potensi nanas madu yang terkenal dengan rasanya yang manis, teksturnya yang lembut, buah yang besar, warna kuning yang khas.
Desa Bikang juga menjadi sentra nanas di Kabupaten Bangka Selatan, ada ribuan hektar perkebunan nanas yang dikelola warga maupun kelompok. Bahkan Pemerintah Desa juga sudah memulai usaha perkebunan nanas.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Nanas Madu yang merupakan salah satu mitra binaan PT Timah Tbk terus mengembangkan produk olahan nanas, sehingga nanas Bikang tak hanya dijual tanpa diolah.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Nanas Madu, Sukawati mengatakan, munculnya ide untuk membuat produk olahan karena banyaknya nanas di Desa mereka. Dimana saat itu, nanas hanya dijual mentah digantung di depan rumah atau dijual ke pemborong.
Padahal Nanas Madu dari Desa Bikang memiliki ciri khas tersendiri, terkadang di saat musim panen nanas dijual dengan harga yang murah. Untuk itu, pihaknya berinovasi untuk mengolah nanas menjadi beberapa produk.
“Awalnya nanas melimpah banyak yang sudah merah-merah, bingung mau diapain. Akhirnya kita kepikiran coba-coba bikin dodol nanas, ternyata berhasil,” katanya.
Setelah itu, mereka berinovasi mengembangkan produk pembuatan keripik nanas, sirup nanas, stik nanas, selai nanas dan juga kue dengan bahan dasar nanas.
“Kami terus mencoba mengolah nanas memiliki produk olahan dari nanas itu kami olah, sarinya kami buat sirup, ampasnya kami buat dodol dan selai, ada juga keripik dan stik nanas,” katanya.
Seiring waktu usaha KWT Nanas Madu juga berkembang, mereka juga memproduksi kue kering dengan menggunakan selai nanas. Bahkan pada saat musim panen nanas pihaknya bisa memproduksi cukup banyak produk olahan nanas.
Saat ini, kata dia perkebunan nanas warga tak sebanyak dulu, pasalnya dihantam hama yang menyebabkan banyak masyarakat yang gagal panen. Kendati demikian, pihaknya tidak terlalu sulit untuk mendapatkan nanas.
“Tadinya banyak yang punya kebun nanas, tapi karena banyak dibantai hama jadinya banyak yang gagal panen. Tapi tidak sulit mencari nanas di sini, karena selalu ada meskipun enggak banyak,” ceritanya.
Ia menceritakan, untuk pemasaran produk mereka kerap dipasarkan dalam berbagai pameran di tingkat daerah maupun Provinsi, selain itu mereka juga telah memasarkan produk nanas menggunakan media sosial.
“Kami pasarkan melalui facebook juga tapi masih di akun pribadi, terus kalau lebaran kayak gitu banyak juga yang pesan. Kalau untuk hari-hari biasanya ada yang datang beli atau pesan. Produk kami sering diikutkan pameran karena menjadi produk unggulan Desa Bikang,” ujarnya.
Ia menyebutkan, anggota yang terlibat di KWT Nanas Madu ini merupakan ibu rumah tangga, sehingga dengan adanya pengolahan nanas ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat.
Menurutnya, selain mendapatkan pinjaman permodalan dari PT Timah Tbk yang digunakan untuk mengembangkan produk, pihaknya juga pernah mendapatkan bantuan alat produksi dari PT Timah.
“Alhamdullillah kita didukung PT Timah Tbk juga, selain dapat pinjaman modal kita juga mendapatkan bantuan alat produksi. Kita berharap ini akan terus didukung untuk mengembangkan produk dan pemasaran,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Desa Bikang juga menjadi sentra nanas di Kabupaten Bangka Selatan, ada ribuan hektar perkebunan nanas yang dikelola warga maupun kelompok. Bahkan Pemerintah Desa juga sudah memulai usaha perkebunan nanas.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Nanas Madu yang merupakan salah satu mitra binaan PT Timah Tbk terus mengembangkan produk olahan nanas, sehingga nanas Bikang tak hanya dijual tanpa diolah.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Nanas Madu, Sukawati mengatakan, munculnya ide untuk membuat produk olahan karena banyaknya nanas di Desa mereka. Dimana saat itu, nanas hanya dijual mentah digantung di depan rumah atau dijual ke pemborong.
Padahal Nanas Madu dari Desa Bikang memiliki ciri khas tersendiri, terkadang di saat musim panen nanas dijual dengan harga yang murah. Untuk itu, pihaknya berinovasi untuk mengolah nanas menjadi beberapa produk.
“Awalnya nanas melimpah banyak yang sudah merah-merah, bingung mau diapain. Akhirnya kita kepikiran coba-coba bikin dodol nanas, ternyata berhasil,” katanya.
Setelah itu, mereka berinovasi mengembangkan produk pembuatan keripik nanas, sirup nanas, stik nanas, selai nanas dan juga kue dengan bahan dasar nanas.
“Kami terus mencoba mengolah nanas memiliki produk olahan dari nanas itu kami olah, sarinya kami buat sirup, ampasnya kami buat dodol dan selai, ada juga keripik dan stik nanas,” katanya.
Seiring waktu usaha KWT Nanas Madu juga berkembang, mereka juga memproduksi kue kering dengan menggunakan selai nanas. Bahkan pada saat musim panen nanas pihaknya bisa memproduksi cukup banyak produk olahan nanas.
Saat ini, kata dia perkebunan nanas warga tak sebanyak dulu, pasalnya dihantam hama yang menyebabkan banyak masyarakat yang gagal panen. Kendati demikian, pihaknya tidak terlalu sulit untuk mendapatkan nanas.
“Tadinya banyak yang punya kebun nanas, tapi karena banyak dibantai hama jadinya banyak yang gagal panen. Tapi tidak sulit mencari nanas di sini, karena selalu ada meskipun enggak banyak,” ceritanya.
Ia menceritakan, untuk pemasaran produk mereka kerap dipasarkan dalam berbagai pameran di tingkat daerah maupun Provinsi, selain itu mereka juga telah memasarkan produk nanas menggunakan media sosial.
“Kami pasarkan melalui facebook juga tapi masih di akun pribadi, terus kalau lebaran kayak gitu banyak juga yang pesan. Kalau untuk hari-hari biasanya ada yang datang beli atau pesan. Produk kami sering diikutkan pameran karena menjadi produk unggulan Desa Bikang,” ujarnya.
Ia menyebutkan, anggota yang terlibat di KWT Nanas Madu ini merupakan ibu rumah tangga, sehingga dengan adanya pengolahan nanas ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat.
Menurutnya, selain mendapatkan pinjaman permodalan dari PT Timah Tbk yang digunakan untuk mengembangkan produk, pihaknya juga pernah mendapatkan bantuan alat produksi dari PT Timah.
“Alhamdullillah kita didukung PT Timah Tbk juga, selain dapat pinjaman modal kita juga mendapatkan bantuan alat produksi. Kita berharap ini akan terus didukung untuk mengembangkan produk dan pemasaran,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021