Pelaku UMKM di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyambut baik kebijakan pemerintah mengenai penerapan minyak goreng satu harga Rp14 ribu per liter dikarenakan mampu menekan biaya produksi usaha yang dijalaninya.

"Kami menyambut baik dan senang sekali dengan kebijakan penerapan minyak goreng satu harga Rp14 ribu per liter," kata salah satu pelaku UMKM "Abel Snack", Norsia di Desa Tanjung Binga, Sijuk, Belitung, Selasa.

Menurut dia, kenaikan harga minyak goreng beberapa waktu lalu berdampak terhadap peningkatan biaya produksi usaha yang dijalaninya.

Abel Snack merupakan UMKM yang bergerak di bidang penjualan oleh-oleh khas Belitung seperti keripik telur cumi, getas, teri krispi dan teri krispi kulit ikan.

"Kenaikan harga minyak goreng jelas menambah modal produksi yang harus kami keluarkan sedangkan kondisi ini belum sebanding dengan permintaan yang masih belum stabil akibat pandemi COVID-19," ujarnya.

Ia mengatakan, dalam satu kali produksi, minyak goreng yang digunakannya bisa mencapai 24 liter.

Maka dari itu, lanjut dia, secara otomatis kenaikan harga minyak goreng sangat berpengaruh terhadap biaya produksi.

"Kami sempat menurunkan jumlah produksimenyesuaikan dengan kenaikan harga minyak goreng dan permintaan yang menurun," katanya.

Dia menilai, kebijakan minyak goreng satu harga tersebut sangat membantu keberlangsungan usaha yang dijalaninya.

"Meskipun saat ini memang belum merata masih ada minyak goreng yang dijual dengan harga lama namun di sejumlah minimarket sudah menerapkan satu harga Rp14 ribu per liter," ujarnya.

Dia berharap, adanya kelonggaran dari pemerintah terhadap pelaku UMKM sehingga diberi kesempatan untuk membeli dalam jumlah banyak untuk digunakan dalam kegiatan produksi.

"Kami harapkan tidak dibatasi hanya dua liter saja ada kelonggaran bisa beli banyak untuk kegiatan produksi usaha," katanya.

Sementara itu, salah satu pelaku UMKM lainnya, Sumarni mengaku senang dengan kebijakan pemerintah yang mematok harga minyak goreng satu harga Rp14 ribu per liter.

"Kami merasa bersyukur sekali adanya kebijakan ini meskipun hanya enam bulan mendatang," ujarnya.

Dia menyebutkan, minyak goreng menjadi kebutuhan mendasar dari kegiatan usaha yang dimilikinya.

"Sehari saya bisa menggunakan lima sampai tujuh liter minyak goreng untuk menggoreng pesanan makanan ketika harga minyak goreng naik kemarin cukup memberatkan kami," katanya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022