Seorang tokoh Tionghoa di Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Yong Sakchion mengatakan bahwa toleransi beragama di daerah setempat cukup tinggi, sebagai masyarakat yang hidup di tengah keberagaman suku dan agama.
"Perayaan Tahun Baru Imlek 2573 ini kami benar-benar melihat dan merasakan toleransi hidup beragama cukup tinggi," kata Yong Sakchion yang juga menjabat sebagai Ketua Matakin Bangka Tengah, Selasa.
Ia menjelaskan, masyarakat Melayu dan Tionghoa di Bangka Tengah sudah membaur dan hidup berdampingan sejak lama dan mereka saling menghargai serta menghormati keberagaman.
"Bahkan sebagian rangkaian Imlek 2573, seperti membersihkan rumah peribadatan juga turut didukung dan dibantu masyarakat Melayu sebagai bentuk toleransi," katanya.
Yong mengaku sangat bahagia dan bergembira karena tahun ini kembali bisa merayakan Imlek setelah dua tahun ditiadakan karena situasi pandemi COVID-19.
"Setelah dua tahun kami tanpa Imlek, sekarang kembali diadakan dan kami sangat senang bisa berkumpul dengan keluarga yang datang dari berbagai daerah di Indonesia," katanya.
Bahkan kata dia dukungan pemerintah daerah terhadap pelaksanaan Imlek Tahun 2022 ini patut diapresiasi, terutama dalam menjunjung tinggi toleransi.
"Namun demikian prosesi ritual dan peribadatan yang kamu lakukan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19, bahkan warga kami yang datang ke tempat peribadatan tidak begitu ramai dan mereka memilih beribadat di rumah," katanya.
Situasi demikian, kata dia, tidak mengurangi makna imlek tahun ini dan bahkan kegiatan membersihkan rumah dan tempat ibadat menjadi rangkaian peribadatan yang tetap dilaksanakan.
"Tentu saja Imlek 2573 ini bagi kami sangat istimewa karena digelar di tengah pandemi, dalam doa kami tentu saja memohon agar wabah mikroba cepat berlalu dan masyarakat kita tetap bersatu dan hidup harmonis dalam keberagaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Perayaan Tahun Baru Imlek 2573 ini kami benar-benar melihat dan merasakan toleransi hidup beragama cukup tinggi," kata Yong Sakchion yang juga menjabat sebagai Ketua Matakin Bangka Tengah, Selasa.
Ia menjelaskan, masyarakat Melayu dan Tionghoa di Bangka Tengah sudah membaur dan hidup berdampingan sejak lama dan mereka saling menghargai serta menghormati keberagaman.
"Bahkan sebagian rangkaian Imlek 2573, seperti membersihkan rumah peribadatan juga turut didukung dan dibantu masyarakat Melayu sebagai bentuk toleransi," katanya.
Yong mengaku sangat bahagia dan bergembira karena tahun ini kembali bisa merayakan Imlek setelah dua tahun ditiadakan karena situasi pandemi COVID-19.
"Setelah dua tahun kami tanpa Imlek, sekarang kembali diadakan dan kami sangat senang bisa berkumpul dengan keluarga yang datang dari berbagai daerah di Indonesia," katanya.
Bahkan kata dia dukungan pemerintah daerah terhadap pelaksanaan Imlek Tahun 2022 ini patut diapresiasi, terutama dalam menjunjung tinggi toleransi.
"Namun demikian prosesi ritual dan peribadatan yang kamu lakukan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19, bahkan warga kami yang datang ke tempat peribadatan tidak begitu ramai dan mereka memilih beribadat di rumah," katanya.
Situasi demikian, kata dia, tidak mengurangi makna imlek tahun ini dan bahkan kegiatan membersihkan rumah dan tempat ibadat menjadi rangkaian peribadatan yang tetap dilaksanakan.
"Tentu saja Imlek 2573 ini bagi kami sangat istimewa karena digelar di tengah pandemi, dalam doa kami tentu saja memohon agar wabah mikroba cepat berlalu dan masyarakat kita tetap bersatu dan hidup harmonis dalam keberagaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022