Jepang akan memperkuat sanksi terhadap Rusia dengan memasukkan lembaga keuangan dan ekspor peralatan militer, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada Jumat, menyusul langkah serupa oleh Washington sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Kishida mengatakan pada konferensi pers bahwa Tokyo akan membidik lembaga keuangan dan individu Rusia dengan sanksi, yang akan segera diberlakukan, serta menghentikan ekspor barang keperluan militer seperti semikonduktor.

Langkah Jepang dilakukan setelah Washington memberlakukan sanksi baru kepada Rusia usai pasukannya menyerbu Ukraina pada Kamis dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Dia juga mengatakan bahwa tindakan terkoordinasi dengan negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) lainnya terhadap Rusia akan membendung setiap agresi di Asia dan kawasan lain.

Baca juga: Amerika Serikat hantam bank-bank besar Rusia
Baca juga: Rusia rebut pembangkit listrik nuklir Chernobyl
Baca juga: Rusia lumpuhkan infrastruktur militer di pangkalan udara Ukraina

Jepang akan melakukan yang terbaik untuk membatasi dampak ekonomi terhadap dirinya sendiri dari dampak krisis Ukraina, termasuk dengan memastikan pasokan energi yang stabil.

"Sanksi ekonomi terhadap Rusia tidak akan secara langsung menghambat pasokan energi," kata Kishida.

Bagi Jepang yang miskin sumber daya, dampak krisis yang paling langsung mungkin terlihat pada kenaikan harga bahan bakar.

Kishida mengatakan Jepang memiliki cadangan minyak mentah dan cadangan gas alam cair (LNG) sekitar 240 hari untuk bertahan dua hingga tiga minggu, dan bahwa pemerintah akan meningkatkan langkah-langkah untuk membendung kenaikan harga bahan bakar eceran.

Pewarta: Mulyo Sunyoto

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022