PT Perusahaan listrik negara (PLN) menyatakan kesiapan untuk mendukung Toyota dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia dengan menyediakan layanan infrastruktur pengisian daya baterai mobil listrik.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan dirinya telah berdiskusi dengan para pimpinan Toyota Manufacturing dan menegaskan komitmen PLN untuk berkolaborasi dengan memasang home charging hingga diskon pengisian daya baterai mobil listrik.

"Saya sudah berdiskusi dengan para pimpinan dari Toyota Manufacturing bahwa kami akan berkolaborasi," kata Darmawan dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis.

"Kami akan memfasilitasi nanti begitu ada pemasangan pembelian mobil listrik seperti ini home charging sudah siap. Kemudian kami memberikan diskon listrik dan lain-lain, sehingga proses transisinya akan bisa berjalan dengan lancar," tambahnya.

Darmawan menjelaskan pihaknya siap memberikan kemudahan penambahan daya listrik di rumah pembeli kendaraan listrik dan layanan home charging.

Pelanggan PLN juga akan mendapatkan diskon tarif tenaga listrik sebesar 30 persen pada pukul 22.00 WIB - 05.00 WIB atas pemakaian dari home charging tersebut.

Tak hanya itu, PLN juga telah menyiapkan infrastruktur pendukung mulai dari pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPKLU), home charging, serta memberikan promo tambah daya dan diskon tarif bagi pemilik kendaraan listrik.

"Ini adalah kemudahan memanjakan para pengguna mobil listrik dan khusus untuk Toyota, kami juga tadi sudah berdiskusi panjang bagaimana penjajakannya dan lainnya," jelas Darmawan.

Dalam pameran IIMS Hybrid 2022, Toyota memberikan kejutan dengan memamerkan produk mobil listrik Kijang Innova BEV berwarna putih yang langsung diujicoba oleh Menteri Koordinator Bidang Perekomonian Airlangga Hartarto dan didampingi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Desain eksterior mobil listrik Kijang Innova BEV mirip dengan Innova konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak. Pihak Toyota menyebut mobil listrik ini sebagai konsep study car yang bertujuan mengembangkan kemampuan insinyur Indonesia serta mengembangkan kapabilitas sumber daya manusia di bidang elektrifikasi.



Lewat produk ini, Toyota dapat merealisasikan transfer pengetahuan, inovasi teknologi, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia industri otomotif kepada seluruh rantai pasok hingga para akademisi yang selaras dengan moto Toyota Indonesia 'We Make People Before We Make Product'.

Kijang Innova BEV menjadi bagian dari continuous improvement, yaitu semangat pengembangan ekosistem elektrifikasi Indonesia yang diwujudkan bersama para engineer Indonesia.

Proyek ini sekaligus menjadi titik awal transformasi bersama ke era elektrifikasi dengan menggandeng seluruh rantai pasok yang sudah berperan membangun industri otomotif nasional selama ini, sambil mempersiapkan ekosistem lengkap untuk kendaraan listrik baterai. Kijang Innova BEV merupakan bentuk dukungan prinsipal dan kepercayaan terhadap Indonesia.

"Innova ini adalah salah satu mobil yang sejuta umat yang menjadi bagian sejarah otomotif Indonesia..., era mobil berbasis listrik ini sudah di depan mata..., Toyota sebagai salah satu manufacturing terbesar di Indonesia bergerak ke arah sana. Nah, untuk itu PLN mendukung penuh," pungkas Darmawan.

Dengan komitmen Toyota mengembangkan kendaraan listrik untuk konsumen Indonesia, maka PLN membuka peluang berkolaborasi mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik nasional.

Apalagi pada helatan Konferensi Tingkat Tinggi G20, Toyota menjadi salah satu kendaraan operasional delegasi. Adapun kendaraan operasional delegasi negara G20 adalah Genesis G80, Hyundai Ioniq 5, dan Toyota RZ4X.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina telah berdampak terhadap sektor energi dan pangan dunia, termasuk Indonesia.

Menurutnya, transisi menuju mobil listrik ini menjadi sebuah keharusan karena dari data yang ada satu liter bensin sekitar Rp15.000 sampai Rp17.000 yang setara dengan 1,5 kWh listrik.

"Tadi dihitung Dirut PLN itu harganya sekitar 10 persen ongkosnya Rp1.500 per 1,5 kWh dan itu tadi ditegaskan (listrik) nonsubsidi, sedangkan BBM ini kita subsidi. Jadi ini adalah solusi teknologi untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap minyak," pungkas Airlangga.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022