Jakarta (Antara Babel) - Polri mengerahkan tim Disaster Victim Identification (DVI) yang terdiri dari enam orang dokter untuk membantu mengidentifikasi jenazah korban kapal yang tenggelam di perairan Sabak Bernam, Selangor, Malaysia.
"Sore ini, Polri akan mengirimkan tim DVI ke Malaysia," kata Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Anton Castilani, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Ia menyebut tim tersebut terdiri atas dua dokter spesialis forensik, satu dokter spesialis gigi forensik, satu orang ahli DNA, dua orang ahli sidik jari dari Indonesia Automatic Finger System (Inafis).
Menurutnya, tim ini merupakan bagian dari operasi tim gabungan Polri dengan Kementerian Luar Negeri. Sementara sejauh ini tim SAR Malaysia sudah menemukan 57 orang korban tewas. Sementara 20 orang penumpang berhasil diselamatkan.
Anton merinci dari puluhan korban meninggal dunia itu, baru 50 jenazah (terdiri atas 26 orang laki-laki, 23 orang perempuan dan seorang anak) yang sudah dilarikan ke RS. Sementara tujuh jenazah lainnya masih di kapal.
Para jenazah tersebut kini disemayamkan di tiga RS di Malaysia yakni RS Ipoh, RS Sabak Bernam dan RS Sungai Intan.
"Dari 57 korban meninggal, sudah 10 jenazah yang teridentifikasi secara visual. Tapi ini belum sah, tetap butuh identifikasi lebih lanjut," ujarnya.
Sementara DVI kini tengah berupaya mengumpulkan data ante mortem dari keluarga korban tewas guna proses identifikasi jenazah.
Pihaknya mengimbau bila ada keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya yang sedang di Malaysia, untuk segera melapor.
Anton mengatakan seluruh data ante mortem dari pihak keluarga, nantinya akan dikirimkan ke Malaysia guna proses identifikasi jenazah.
Kapal nahas tersebut diduga mengangkut para penumpang yang berasal dari Aceh, Sumatera Utara dan Jawa Timur, dengan rute dari Malaysia menuju Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Sore ini, Polri akan mengirimkan tim DVI ke Malaysia," kata Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Anton Castilani, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Ia menyebut tim tersebut terdiri atas dua dokter spesialis forensik, satu dokter spesialis gigi forensik, satu orang ahli DNA, dua orang ahli sidik jari dari Indonesia Automatic Finger System (Inafis).
Menurutnya, tim ini merupakan bagian dari operasi tim gabungan Polri dengan Kementerian Luar Negeri. Sementara sejauh ini tim SAR Malaysia sudah menemukan 57 orang korban tewas. Sementara 20 orang penumpang berhasil diselamatkan.
Anton merinci dari puluhan korban meninggal dunia itu, baru 50 jenazah (terdiri atas 26 orang laki-laki, 23 orang perempuan dan seorang anak) yang sudah dilarikan ke RS. Sementara tujuh jenazah lainnya masih di kapal.
Para jenazah tersebut kini disemayamkan di tiga RS di Malaysia yakni RS Ipoh, RS Sabak Bernam dan RS Sungai Intan.
"Dari 57 korban meninggal, sudah 10 jenazah yang teridentifikasi secara visual. Tapi ini belum sah, tetap butuh identifikasi lebih lanjut," ujarnya.
Sementara DVI kini tengah berupaya mengumpulkan data ante mortem dari keluarga korban tewas guna proses identifikasi jenazah.
Pihaknya mengimbau bila ada keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya yang sedang di Malaysia, untuk segera melapor.
Anton mengatakan seluruh data ante mortem dari pihak keluarga, nantinya akan dikirimkan ke Malaysia guna proses identifikasi jenazah.
Kapal nahas tersebut diduga mengangkut para penumpang yang berasal dari Aceh, Sumatera Utara dan Jawa Timur, dengan rute dari Malaysia menuju Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015