Pangkalpinang (Antara Babel) - Harga kakao kering di tingkat pedagang pengumpul di Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, naik menjadi Rp22.500 per kilogram dibanding harga sebelumnya Rp15.000 per kilogram.

"Saat ini permintaan eksportir terhadap kakao mengalami peningkatan, sehingga diperkirakan harga komoditas ini akan terus mengalami kenaikan," kata pedagang pengumpul kakao, Ellan di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan kenaikan harga kakao ini belum berdampak terhadap peningkatan transaksi yang masih rendah.

"Saat ini kakao yang berhasil dikumpulkan hanya kisaran 10 hingga 20 kilogram per hari, sementara permintaan eksportir mencapai 10 ton per minggu," ujarnya.

Menurut dia transaksi kakao masih rendah, karena minat petani mengembangkan perkebunan kakao masih rendah. Pada tahun-tahun sebelumnya petani lebih tertarik mengembangkan sawit dan karet.

"Sebetulnya, kakao ini lebih menguntungkan dibandingkan sawit dan karet, karena perawatan tanaman kakao yang lebih mudah dan tidak membutuh biaya besar untuk membeli pupuk dan lainnya," ujarnya.

Selain itu, kata dia, permintaan pasar nasional dan internasional juga terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sehingga harga kakao tidak pernah anjlok seperti karet dan sawit.

"Kita berharap petani untuk beralih mengembangkan tanaman kakao ini, agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015