Pangkalpinang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan penanaman simbolis 1.000 pohon kakao di Pondok Pesantren Hidayatussalikin Pangkalpinang, Senin (10/11), sebagai bagian dari komitmen mewujudkan lingkungan berkelanjutan dan mendukung target Net Zero Emission (NZE).
Kegiatan bertema “1.000 Kakao untuk Bangka Belitung: Menanam Harapan, Menumbuhkan Kehidupan” itu dihadiri Kepala Perwakilan BI Babel Rommy S. Tamawiwy, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Babel Deki Susanto, Ketua TP PKK Pangkalpinang Hj. Susanti, pimpinan Pondok Pesantren Hidayatussalikin K.H. Ahmad Ja’far Siddik, kelompok tani kakao, serta mitra strategis lainnya.
Rommy mengatakan penanaman pohon kakao tersebut sejalan dengan semangat KKI Net Zero Initiative yang telah dijalankan BI di kantor pusat dan seluruh kantor perwakilan. Gerakan ini merupakan upaya konkret BI dalam mendukung penurunan emisi karbon sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
“Ekonomi hijau adalah game changer. Pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan kelestarian alam. Penanaman pohon ini adalah tindakan nyata Bank Indonesia untuk berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon,” ujarnya.
Sebanyak 1.000 pohon kakao itu akan ditanam di tiga wilayah, yaitu Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Bangka Selatan. Setiap pohon kakao diperkirakan mampu menyerap 25 kilogram karbon per tahun sehingga total serapan karbon mencapai 25 ton CO2e.
Selain menyerap karbon, pohon kakao juga memiliki nilai ekonomi karena dapat diolah menjadi produk cokelat, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Plt Kepala DLHK Bangka Belitung, Deki Susanto yang mewakili Gubernur Babel mengapresiasi inisiatif BI dan menilai kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan di daerah.
“Melalui pengelolaan yang baik, kakao dapat menjadi salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat Bangka Belitung sekaligus memperkuat rantai nilai komoditas lokal,” katanya.
Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatussalikin, K.H. Ahmad Ja'far Siddik, berharap penanaman kakao tidak hanya berhenti pada tahap simbolis, melainkan diikuti upaya pemeliharaan berkelanjutan bersama petani binaan.
Pada kesempatan tersebut, BI Babel menyerahkan secara simbolis bibit kakao unggul kepada Pondok Pesantren Hidayatussalikin dan perwakilan petani kakao binaan, serta memberikan plakat kolaborasi hijau program perubahan BI. Kegiatan juga diisi dengan demo pengolahan biji kakao oleh Komunitas Kovertur Bangka (KOKOA).
Selain di lingkungan pondok pesantren, penanaman kakao secara massal akan dilakukan di beberapa lokasi lainnya, yaitu Pemali dan Maras Senang (Kabupaten Bangka) serta Tepus (Kabupaten Bangka Selatan), dengan melibatkan kelompok petani mitra KOKOA sebagai pemasok bahan baku industri pengolahan kakao di Pangkalpinang.
BI Babel menegaskan akan terus mendukung agenda nasional pencapaian Net Zero Emission melalui kebijakan makroekonomi hijau dan program-program lingkungan yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat daerah.
