Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung mengabarkan stok gula pasir di sejumlah distributor sembako cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat hingga satu bulan ke depan.


"Saat ini, stok gula pasir mencapai 640 ton dan diperkirakan terus bertambah karena untuk memenuhi kebutuhan warga komoditas tersebut didatangkan secara terus-menerus," kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Bangka Belitung (Babel), Husni Thamrin di Pangkalpinang, Rabu.


Berdasarkan pantauan petugas di lapangan, katanya, sebanyak 640 ton gula pasir tersebut tersebar di gudang distributor sembako PT Bina Purnama Bersama sebanyak 60 ton, PT Globus Internusa 175 ton, Bangka Alam Sejahtera 110 ton, UD Mawar Jaya 215 ton, Akon 50 ton dan stok gula pasir di gudang CV Bangka Putra Persada sebanyak 30 ton.


"Saat ini, pasokan gula pasir dari Pulau Jawa dan Sumatera masih lancar karena kondisi perairan aman untuk pelayaran kapal laut," ujarnya.


Husni Thamrin mengatakan, ketersediaan stok yang cukup itu membuat harga gula pasir dapat terus bertahan normal Rp12 ribu per kilogram.


"Harga gula pasir normal, tidak memengaruhi permintaan konsumen yang juga masih stabil," ujarnya.


Menurut dia, permintaan gula pasir akan mengalami peningkatan signifikan saat menjelang perayaan hari besar keagamaan, terutama yang dirayakan umat Islam seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.


"Biasanya, menjelang perayaan hari besar keagamaan, permintaan gula pasir dan kebutuhan lainnya naik sampai 300 persen, sehingga berdampak langsung terhadap kenaikan harga yang cukup tinggi," ucapnya.


Husni Thamrin mengatakan, kenaikan harga yang tinggi, tidak akan memengaruhi permintaan konsumen seiring daya beli masyarakat tinggi, aplagi saat harga bijih timah dan komoditas perkebunan lainnya naik.

"Warga Babel dikenal konsumtif dan mereka rela mengeluarkan uang banyak agar perayaan hari besar keagamaan tersebut meriah dan penuh suka cita," ujarnya.


Namun demikian, pihaknya mengharapkan warga menjadi konsumen yang cerdas, teliti sebelum membeli, memperhatikan label dan masa kadaluwarsa, memastikan produk yang dibeli memiliki tanda Standar Nasional Indonesia (SNI), dan yang tak kalah penting membeli sesuai kebutuhan dan bukan keinginan.


"Selama ini yang sering terjadi warga membeli berbagai komoditas tidak sesuai keinginan dan kebutuhan, sehingga menimbulkan sikap boros," tambahnya.

Pewarta: pewarta: aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013