Koba (Antara Babel) - Puluhan spesies hewan dan kayu khas lokal yang hidup di hutan kawasan lindung Kecamatan Koba, Bangka Tengah, Bangka Belitung, punah akibat kebakaran yang meluluhlantakkan hutan seluas 134 hektare itu.

"Kami sebagai warga Koba tentu sangat menyayangkan hutan tersebut terbakar, selain memicu kabut asap juga membuat spesies hewan dan kayu langka menjadi punah karena habitatnya terganggu," kata Mukti, seorang warga Koba, Jumat.

Ia menjelaskan, hutan tersebut berstatus hutan kawasan lindung Koba yang merupakan kawasan hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota.

"Itu hutan belantara yang sangat asri, bahkan sejumlah pohon yang tumbuh di kawasan tersebut sudah berumur ratusan tahun dan ada puluhan spesies hewan di dalamnya," ujarnya.

Ia menceritakan, hutan tersebut berada tidak jauh dari pemukiman penduduk, asri, sejuk dan membuat kualitas udara menjadi sehat.

"Kemudian sangat disayangkan, karena ada beberapa kayu langka khas lokal yang tumbuh dan hidup di hutan tersebut. Kayu tersebut tidak didapati di daerah lain dan sangat langka karena tidak semua kawasan hutan ditumbuhi kayu tersebut," ujarnya.

Sementara Adi, warga yang lainnya mengaku tidak pernah membayangkan sebelumnya hutan tersebut menjadi rusak dan diluluhlantakkan "si jago merah".

"Sekarang hutan tersebut sudah jadi arang, pohon yang dulu tumbuh dengan rindang namun sekarang sudah bergelimpangan dan hanya tinggal tunggul," ujarnya.

Ia mengatakan, sebelum terbakar hutan tersebut sangat lebat dan aneka burung serta hewan melata hidup dengan tenang di habitatnya.

"Sekarang hewan tersebut punah, hilang dan pindah mencari habitat baru untuk kelangsungan hidup," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015