Khatib shalat Idul Adha 1443 Hijriah di Lapangan Gelora Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Agus Sunawan mengatakan berkurban merupakan salah satu bentuk ibadah guna mengasah kepekaan diri terhadap lingkungan sekitar.
"Melalui ibadah kurban diharapkan mampu membentuk karakter yang peka terhadap lingkungan, masyarakat sekeliling dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan tertindas," kata Agus Sunawan di Lapangan Gelora Mentok, Minggu.
Menurut dia, kurban adalah peristiwa monumental yang selain memiliki nilai sejarah, juga mengandung nilai ibadah dan hikmah yang bisa menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Ajaran mengorbankan kambing atau sapi dan dagingnya untuk dibagikan kepada orang miskin hanyalah sarana latihan dan pengingat saja. Pengorbanan jiwa, raga dan harta harus dilakukan setiap saat, setiap hari dan setiap waktu untuk membuktikan derajat ketakwaan dan keimanan.
"Kita harus menata kembali keimanan, membina negara, umat dan bangsa. Kita harus bersatu dan berdamai dengan sesama saudara kita," katanya.
Agus mengatakan perayaan Idul Adha merupakan saat tepat untuk menggugah semangat berkorban bagi negeri tercinta yang saat ini sedang dirundung kesusahan. Krisis moral yang terus menggerogoti, beban ekonomi masyarakat yang semakin berat, dan kualitas pendidikan yang belum hebat, narkoba merajalela dan kenakalan remaja di mana-mana.
Dalam kondisi seperti itu diharapkan para pemimpin dan elit berjuang tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara.
Pengorbanan untuk kepentingan orang banyak tidaklah mudah, berjuang dalam rangka menyejahterakan umat memang memerlukan keterlibatan semua pihak.
"Semoga kita mampu menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan bersama. Mudah-mudahan perayaan Idul Adha, ketaatan dan kepatuhan Nabi Ibrahim bisa menjadi teladan dan menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Melalui ibadah kurban diharapkan mampu membentuk karakter yang peka terhadap lingkungan, masyarakat sekeliling dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan tertindas," kata Agus Sunawan di Lapangan Gelora Mentok, Minggu.
Menurut dia, kurban adalah peristiwa monumental yang selain memiliki nilai sejarah, juga mengandung nilai ibadah dan hikmah yang bisa menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Ajaran mengorbankan kambing atau sapi dan dagingnya untuk dibagikan kepada orang miskin hanyalah sarana latihan dan pengingat saja. Pengorbanan jiwa, raga dan harta harus dilakukan setiap saat, setiap hari dan setiap waktu untuk membuktikan derajat ketakwaan dan keimanan.
"Kita harus menata kembali keimanan, membina negara, umat dan bangsa. Kita harus bersatu dan berdamai dengan sesama saudara kita," katanya.
Agus mengatakan perayaan Idul Adha merupakan saat tepat untuk menggugah semangat berkorban bagi negeri tercinta yang saat ini sedang dirundung kesusahan. Krisis moral yang terus menggerogoti, beban ekonomi masyarakat yang semakin berat, dan kualitas pendidikan yang belum hebat, narkoba merajalela dan kenakalan remaja di mana-mana.
Dalam kondisi seperti itu diharapkan para pemimpin dan elit berjuang tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara.
Pengorbanan untuk kepentingan orang banyak tidaklah mudah, berjuang dalam rangka menyejahterakan umat memang memerlukan keterlibatan semua pihak.
"Semoga kita mampu menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan bersama. Mudah-mudahan perayaan Idul Adha, ketaatan dan kepatuhan Nabi Ibrahim bisa menjadi teladan dan menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022