Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2022 ini mampu merealisasikan target bebas daerah "blankspot" atau desa yang mengalami kendala sulit sinyal telekomunikasi.
"Berdasarkan pemantauan, sampai saat ini masih ada 14 lokasi susah sinyal, kami akan terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan ini agar ke depan seluruh warga bisa mendapatkan pelayanan telekomunikasi dan akses internet," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming di Mentok, Selasa.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Wakil Bupati bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka Barat Arwendi telah menemui General Manager PT Telkom Witel Pangkalpinang Koko Maynarko, guna menindaklanjuti monitoring dan survei bersama di sejumlah titik blankspot di wilayah Bangka Barat yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
"Kita juga membicarakan mengenai 'big data' yang nantinya PT Telkomsel akan mendukung penuh akses internet untuk pengoperasian aplikasi-aplikasi yang kita gunakan di Bangka Barat. Dan yang ketiga kita merencanakan tentang desa digital, desa digital ini juga nantinya akan ada keterkaitan dengan UMKM dan lainnya," katanya.
Untuk mengatasi 14 titik susah sinyal di Bangka Barat, akan dibangun menara 'combat' dan akan dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk membangun menara tersebut oleh Telkom melalui operator Telkomsel, sebelum dibangun menara permanen "Base Transceiver Station" (BTS).
"Ini akan direalisasikan secepatnya agar Bangka Barat bisa menjadi contoh di Babel dan tentunya bisa mengatasi permasalahan yang ada di Kecamatan Kelapa dan Simpangteritip," katanya.
Ia berharap kerja sama punya nilai dan membuahkan hasil yang baik sehingga Bangka Barat benar-benar terlepas dari permasalahan "blankspot".
Menanggapi pertemuan tersebut, Koko Maynarko memberikan apresiasi kepada Pemkab Bangka Barat untuk monitoring dan survei yang sudah dilaksanakan dan akan segera dicarikan solusi, salah satunya dengan memberikan penguatan dan penambahan BTS.
"Langkah awal akan kita dirikan menara 'combat' terlebih dahulu di dua kecamatan di Bangka Barat," katanya.
Pembangunan menara "combat" tersebut untuk mengukur trafik pengguna apakah tinggi atau tidak. Jika trafik penggunanya tinggi maka akan dibangun BTS.
"Kemudian untuk kebutuhan akses internet berbasis seluler, kami sudah siapkan namanya orbit, sehingga kebutuhan masyarakat akan terkait akses internet dapat dipenuhi," kata Koko.
Terkait big data dan desa digital, kata dia, akan dilakukan setelah permasalahan "blankspot" beres, karena akses internet dinilai lebih penting.
"Sebagus apapun aplikasi yang disiapkan jika tidak ada akses internet, ya tentu tidak ada gunanya. Kita berusaha PT Telkomsel bisa memenuhi apa yang diinginkan Bangka Barat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Berdasarkan pemantauan, sampai saat ini masih ada 14 lokasi susah sinyal, kami akan terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan ini agar ke depan seluruh warga bisa mendapatkan pelayanan telekomunikasi dan akses internet," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming di Mentok, Selasa.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Wakil Bupati bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka Barat Arwendi telah menemui General Manager PT Telkom Witel Pangkalpinang Koko Maynarko, guna menindaklanjuti monitoring dan survei bersama di sejumlah titik blankspot di wilayah Bangka Barat yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
"Kita juga membicarakan mengenai 'big data' yang nantinya PT Telkomsel akan mendukung penuh akses internet untuk pengoperasian aplikasi-aplikasi yang kita gunakan di Bangka Barat. Dan yang ketiga kita merencanakan tentang desa digital, desa digital ini juga nantinya akan ada keterkaitan dengan UMKM dan lainnya," katanya.
Untuk mengatasi 14 titik susah sinyal di Bangka Barat, akan dibangun menara 'combat' dan akan dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk membangun menara tersebut oleh Telkom melalui operator Telkomsel, sebelum dibangun menara permanen "Base Transceiver Station" (BTS).
"Ini akan direalisasikan secepatnya agar Bangka Barat bisa menjadi contoh di Babel dan tentunya bisa mengatasi permasalahan yang ada di Kecamatan Kelapa dan Simpangteritip," katanya.
Ia berharap kerja sama punya nilai dan membuahkan hasil yang baik sehingga Bangka Barat benar-benar terlepas dari permasalahan "blankspot".
Menanggapi pertemuan tersebut, Koko Maynarko memberikan apresiasi kepada Pemkab Bangka Barat untuk monitoring dan survei yang sudah dilaksanakan dan akan segera dicarikan solusi, salah satunya dengan memberikan penguatan dan penambahan BTS.
"Langkah awal akan kita dirikan menara 'combat' terlebih dahulu di dua kecamatan di Bangka Barat," katanya.
Pembangunan menara "combat" tersebut untuk mengukur trafik pengguna apakah tinggi atau tidak. Jika trafik penggunanya tinggi maka akan dibangun BTS.
"Kemudian untuk kebutuhan akses internet berbasis seluler, kami sudah siapkan namanya orbit, sehingga kebutuhan masyarakat akan terkait akses internet dapat dipenuhi," kata Koko.
Terkait big data dan desa digital, kata dia, akan dilakukan setelah permasalahan "blankspot" beres, karena akses internet dinilai lebih penting.
"Sebagus apapun aplikasi yang disiapkan jika tidak ada akses internet, ya tentu tidak ada gunanya. Kita berusaha PT Telkomsel bisa memenuhi apa yang diinginkan Bangka Barat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022