Koba (Antara Babel) - Sedikitnya 50 hektare padi sawah milik petani di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung gagal panen karena dilanda kekeringan selama musim kemarau panjang.

"Total areal padi sawah yang ditanam seluas 65 hektare dan hanya 15 hektare yang berhasil dipanen sementara seluas 50 hektare dinyatakan gagal panen," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Bangka Tengah, Sajidin, di Koba, Senin.

Ia menjelaskan, seluas 65 hektare padi sawah tersebut terdapat di Desa Namang, Kecamatan Namang yang ditanam para petani sejak Juni 2015, namun kemudian dilanda kemarau sehingga mengalami puso.

"Saat ini para petani tidak bisa berbuat banyak karena padi sawah mereka merupakan tadah hujan sehingga tergantung kondisi cuaca untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan," ujarnya.

Menurut Sajidin, dalam kondisi normal para petani di desa tersebut mampu melakukan panen tiga kali dalam setahun, namun sekarang hanya sekali dengan hasil yang tidak maksimal.

"Dari 65 hektare hanya 15 hektare saja yang berhasil dipanen dan produksinya tidak seperti yang diharapkan karena memasuki musim kemarau panjang," ujarnya.

Ia menjelaskan, produksi padi sawah di Namang cukup memadai untuk memenuhi konsumsi rumah tangga jika berhasil dipanen dalam keadaan normal.

"Tetapi sekarang bisa dikatakan gagal panen, padi yang ditanam menguning dan mati sehingga para petani memilih berhenti mengolah sawah sembari menunggu musim hujan tiba," ujarnya.

Ia mengatakan, kondisi kekeringan tidak saja dialami daerah itu tetapi hampir seluruh daerah di Indonesia dan bahkan di Pulau Jawa  terdapat ratusan hektare lahan padi sawah petani mengalami gagal panen.

"Tentu kami tidak bisa berbuat banyak, hanya mengharapkan hujan turun. Irigasi yang dibangun untuk mengairi sawah juga tidak berfungsi karena sumber air baku juga mengalami kekeringan," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015