Jean-Jacques Sempe, yang membuat ilustrasi buku seri anak Prancis "Little Nicolas", telah meninggal dunia pada usia 89 tahun, kata biografernya kepada AFP.
Selain "Le Petit Nicolas", yang mengisahkan masa kecil tahun 1950-an di Prancis dan menjadi buku laris internasional, Sempe juga membuat ilustrasi untuk sampul majalah New Yorker.
"Kartunis Jean-Jacques Sempe meninggal dengan tenang pada Kamis petang, 11 Agustus 2022, di usia ke-89, di kediamannya dikelilingi istri dan kawan terdekat," kata biografer Marc Lecarpentier, dalam pernyataan kepada AFP dikutip Jumat.
Sempe awalnya ingin menjadi pianis jazz. Masa kecilnya berliku, ia keluar sekolah pada usia 14 tahun sebelum berbohong soal usianya demi bergabung menjadi tentara.
Kehidupan militer tak cocok dengannya, namun dia mendapatkan jalan lain, dia mulai menawarkan ilustrasi ke surat kabar di Paris.
Ketika bekerja di kantor surat kabar, dia berteman dengan Rene Goscinny yang membuat "Asterix" dan mereka bersama membuat "Little Nicolas" pada 1959.
"Kisah-kisah Nicolas adalah cara untuk mengunjungi kembali kesengsaraan yang saya alami saat tumbuh dewasa sambil memastikan semuanya baik-baik saja," kata Sempe pada 2018.
Buku itu jadi buku laris internasional. Sebanyak 15 juta kopi terjual di 45 negara, dan kisahnya diadaptasi ke serial kartun juga film populer.
Namun, pada 1959 kisah tersebut hampir tidak dipedulikan, dan Sempe terus menjual gambar kepada surat kabar untuk bisa bertahan hidup, awal karier yang dideskripsikan sebagai hal yang mengerikan.
Kehidupannya membaik pada 1978, ketika ia dipekerjakan The New Yorker.
"Saya hampir berusia 50 tahun dan untuk pertama kalinya dalam hidup, saya dianggap! Saya akhirnya menemukan keluarga!" katanya.
Sempe lahir di Bordeaux pada 1932, anak tak sah dari hubungan ibunya dan bosnya. Dia hidup di panti asuhan yang penuh kekerasan sebelum diasuh lagi oleh ibunya, tapi kekerasan tak menghilang dari hidupnya.
"Mendekatlah, aku akan menamparmu dengan keras sampai kau menabrak dinding," dia mengingat perkataan ibunya.
Mereka hidup bersama ayah tiri yang kecanduan alkohol. Sempe tak tahu siapa ayah kandungnya dan itu terus menghantuinya.
"Kau tak tahu siapa dirimu, bagaimana asalmu," katanya.
Dalam karyanya, Sempe menunjukkan kebaikan-kebaikan yang sangat berbeda dari kehidupannya saat tumbuh besar.
"Kau tak pernah bisa melupakan masa kecilmu. Kau berusaha memilih-milih kenangan agar memorimu lebih indah, tapi kau tak bisa melupakannya," katanya ketika berusia 80-an setelah menghindari subjek itu selama beberapa dekade.
Selama bertahun-tahun, Sempe yakin kesuksesan yang ia raih bukan karena bakatnya, melainkan kerja keras dan pengorbanan.
Sang seniman bisa menghabiskan waktu hingga tiga pekan untuk membuat satu gambar, dan dia bisa melakukan semua hal--"tidak mandi, tidak tidur"-- agar bisa menyelesaikan sesuai tenggat waktu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Selain "Le Petit Nicolas", yang mengisahkan masa kecil tahun 1950-an di Prancis dan menjadi buku laris internasional, Sempe juga membuat ilustrasi untuk sampul majalah New Yorker.
"Kartunis Jean-Jacques Sempe meninggal dengan tenang pada Kamis petang, 11 Agustus 2022, di usia ke-89, di kediamannya dikelilingi istri dan kawan terdekat," kata biografer Marc Lecarpentier, dalam pernyataan kepada AFP dikutip Jumat.
Sempe awalnya ingin menjadi pianis jazz. Masa kecilnya berliku, ia keluar sekolah pada usia 14 tahun sebelum berbohong soal usianya demi bergabung menjadi tentara.
Kehidupan militer tak cocok dengannya, namun dia mendapatkan jalan lain, dia mulai menawarkan ilustrasi ke surat kabar di Paris.
Ketika bekerja di kantor surat kabar, dia berteman dengan Rene Goscinny yang membuat "Asterix" dan mereka bersama membuat "Little Nicolas" pada 1959.
"Kisah-kisah Nicolas adalah cara untuk mengunjungi kembali kesengsaraan yang saya alami saat tumbuh dewasa sambil memastikan semuanya baik-baik saja," kata Sempe pada 2018.
Buku itu jadi buku laris internasional. Sebanyak 15 juta kopi terjual di 45 negara, dan kisahnya diadaptasi ke serial kartun juga film populer.
Namun, pada 1959 kisah tersebut hampir tidak dipedulikan, dan Sempe terus menjual gambar kepada surat kabar untuk bisa bertahan hidup, awal karier yang dideskripsikan sebagai hal yang mengerikan.
Kehidupannya membaik pada 1978, ketika ia dipekerjakan The New Yorker.
"Saya hampir berusia 50 tahun dan untuk pertama kalinya dalam hidup, saya dianggap! Saya akhirnya menemukan keluarga!" katanya.
Sempe lahir di Bordeaux pada 1932, anak tak sah dari hubungan ibunya dan bosnya. Dia hidup di panti asuhan yang penuh kekerasan sebelum diasuh lagi oleh ibunya, tapi kekerasan tak menghilang dari hidupnya.
"Mendekatlah, aku akan menamparmu dengan keras sampai kau menabrak dinding," dia mengingat perkataan ibunya.
Mereka hidup bersama ayah tiri yang kecanduan alkohol. Sempe tak tahu siapa ayah kandungnya dan itu terus menghantuinya.
"Kau tak tahu siapa dirimu, bagaimana asalmu," katanya.
Dalam karyanya, Sempe menunjukkan kebaikan-kebaikan yang sangat berbeda dari kehidupannya saat tumbuh besar.
"Kau tak pernah bisa melupakan masa kecilmu. Kau berusaha memilih-milih kenangan agar memorimu lebih indah, tapi kau tak bisa melupakannya," katanya ketika berusia 80-an setelah menghindari subjek itu selama beberapa dekade.
Selama bertahun-tahun, Sempe yakin kesuksesan yang ia raih bukan karena bakatnya, melainkan kerja keras dan pengorbanan.
Sang seniman bisa menghabiskan waktu hingga tiga pekan untuk membuat satu gambar, dan dia bisa melakukan semua hal--"tidak mandi, tidak tidur"-- agar bisa menyelesaikan sesuai tenggat waktu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022