Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menargetkan produksi lada petani minimal mencapai 250 kilogram per hektare.
"Itu target minimal dengan hitungan satu batang lada petani bisa berproduksi sebanyak 0,6 ons," kata Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah, Sajidin di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, di antara upaya untuk meningkatkan produksi adalah dengan memperbaiki pola tanam, membiasakan menggunakan pupuk organik dan memilih bibit unggul.
"Lada saat ini masih menjadi andalan petani untuk meningkatkan perekonomian, kendati harganya masih berfluktuatif," katanya.
Namun demikian, para petani masih tetap optimis komoditas lada mampu menggerakkan roda perekonomian mereka.
"Memang saat ini harga lada masih di bawah harga bijih timah, namun petani lada tetap tekun dan bahkan mereka berani menyimpan lada yang sudah dipanen sambil menunggu harga kembali naik," katanya.
Saat ini harga lada di tingkat petani di Bangka Tengah hanya berkisar Rp55 ribu hingga Rp57 ribu per kilogram, sedangkan harga timah mencapai Rp100 ribu per kilogram.
"Memang harga timah sempat menggiurkan para petani, namun petani lada khususnya di Bangka Tengah saya lihat masih tekun karena terus diberikan motivasi oleh para penyuluh di lapangan," katanya.
Sajidin menganjurkan para petani menggunakan pupuk jenis trichoderma untuk menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi komoditas unggulan tersebut.
"Sekarang pupuk organik trichoderma itu sudah kita produksi sendiri, kendati jumlahnya masih terbatas namun para petani kami anjurkan menggunakan pupuk ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Itu target minimal dengan hitungan satu batang lada petani bisa berproduksi sebanyak 0,6 ons," kata Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah, Sajidin di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, di antara upaya untuk meningkatkan produksi adalah dengan memperbaiki pola tanam, membiasakan menggunakan pupuk organik dan memilih bibit unggul.
"Lada saat ini masih menjadi andalan petani untuk meningkatkan perekonomian, kendati harganya masih berfluktuatif," katanya.
Namun demikian, para petani masih tetap optimis komoditas lada mampu menggerakkan roda perekonomian mereka.
"Memang saat ini harga lada masih di bawah harga bijih timah, namun petani lada tetap tekun dan bahkan mereka berani menyimpan lada yang sudah dipanen sambil menunggu harga kembali naik," katanya.
Saat ini harga lada di tingkat petani di Bangka Tengah hanya berkisar Rp55 ribu hingga Rp57 ribu per kilogram, sedangkan harga timah mencapai Rp100 ribu per kilogram.
"Memang harga timah sempat menggiurkan para petani, namun petani lada khususnya di Bangka Tengah saya lihat masih tekun karena terus diberikan motivasi oleh para penyuluh di lapangan," katanya.
Sajidin menganjurkan para petani menggunakan pupuk jenis trichoderma untuk menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi komoditas unggulan tersebut.
"Sekarang pupuk organik trichoderma itu sudah kita produksi sendiri, kendati jumlahnya masih terbatas namun para petani kami anjurkan menggunakan pupuk ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022