Pangkalpinang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melalui Bidang Perkebunan menggelar Pertemuan Peningkatan Akses Pasar Internasional dan Business Matching Bagi Pelaku Usaha Komoditi Lada.
Kegiatan ini dibuka Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel Edi Romdhoni itu juga dihadiri Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan, Farid Amir.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel Edi Romdhoni mengatakan pertemuan peningkatan akses pasar internasional dan business matching bagi pelaku usaha komoditi lada itu sengaja digelar dalam rangka mencari solusi terkait hilirisasi komoditi lada termasuk informasi ekspor tanaman rempah tersebut.
"Kita coba memfasilitasi pertemuan ini, siapa tahu ada informasi terkait ekspor dari pelaku bisnis Kementerian Perdagangan yang punya kebijakan ekspor produk pertanian dan Kehutanan," katanya.
Menurut Edi kebun lada di Babel masih cukup luas dan lokasinya juga banyak serta tersebar masif di enam kabupaten. Hanya saja luasannya saat ini sedikit berkurang karena banyak petani lada yang beralih ke komoditi lain termasuk kelapa sawit.
"Kita tidak bisa melarang orang yang mau bertanam sawit demi meningkatkan pendapatan. Luas kebun lada di Babel masih ada kurang lebih 46 ribu hektare. Masih banyak yang menanam lada. Itu artinya masih ada," katanya.
Edi menambahkan daerah penghasil utama lada di Babel adalah Kabupaten Bangka Selatan. Sedangkan kawasan penyangga Kabupaten Belitung dan Bangka Barat.
Pemerintah dan stakeholders terkait terus berupaya melakukan terobosan untuk membangkitkan kejayaan lada putih Bangka. Salah satu diantaranya adalah mencari peluang pasar di luar negeri.
"Kemudian juga melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi. Memang perlu upaya berbagai pihak baik pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun pihak swasta agar dapat mewujudkan Muntok White Pepper terus berjaya," ujarnya.
Sementara itu Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan Farid Amir, mengungkapkan kinerja ekspor lada putih Indonesia pada tahun 2022 menurun sebesar 15,89 persen dibandingkan tahun 2021.
Sementara sepanjang tahun 2018 - 2022 tren nilai ekspor lada Indonesia mengalami penurunan 2,83 persen. Sedangkan sepanjang Januari - Juni 2023 kinerja ekspor lada putih Indonesia mencapai US$ 34,54 juta (turun 30,98 persen) dibandingkan Januari - Juni 2022," katanya.