PBB, New York (Antara Babel) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (6/5), menyeru semua pihak di Bangladesh agar mengakhiri kerusuhan saat ini, setelah bentrokan di Ibu Kota negeri itu, Dhaka, selama dua hari belakangan.


"Sekretaris Jenderal telah mengikuti perkembangan gelombang kerusuhan di Bangladesh dengan keprihatinan yang meningkat dna sedih akibat hilangnya nyawa manusia, termasuk selama peristiwa yang terjadi di Dhaka selama Ahad sampai Senin," demikian isi satu pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Ban.


"Sekretaris Jenderal menyeru semua pihak terkait agar menghentikan kekerasan, menghormati hukum dan menyampaikan pendapat mereka secara damai," kata pernyataan tersebut.


Di dalam pernyataan itu, Ban juga mendesak para pemimpin agama dan politik agar "terlibat dalam dialog konstruktif dan membantu meredam ketegangan".


Kekhawatiran berkembang di seluruh Bangladesh sehubungan dengan kerusuhan mematikan yang meletus pada Ahad sore (5/5) dan berlanjut sampai Senin malam, sehingga menewaskan sedikitnya 41 orang dan melukai ratusan orang lagi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.


Gelombang baru kerusuhan meletus pada Ahad di luar Masjid Nasional Baitul Mukarram di Dhaka, setelah satu bom rakitan meledak, ketika banyak orang Muslim, yang akan menghadapi pertemuan terbuka di Motijheel, terlibat baku-hatam dengan penegak hukum setelah mereka dicegat.


Sedikitnya 14 orang termasuk seorang polisi dan dua prajurit paramiliter Penjaga Perbatasan Bangladesh tewas dan sejumlah orang lagi cedera pada Senin pagi, dalam bentrokan mematikan antara penegak hukum dan warga di Narayanganj di pinggiran Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, demikian laporan stasiun TV lokal, Somoy.


Bentrokan tersebut terjadi cuma lebih satu pekan setelah satu bangunan pabrik pakaian ambruk di pinggir Dhaka, sehingga menewaskan hampir 600 orang.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013