Toboali, Bangka Selatan, (ANTARA Babel) - Populasi udang sungkur sebagai bahan baku terasi   terpenting di Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Bangka Belitung, semakin langka di perairan wilayah itu akibat dampak penambangan timah di laut.

"Udang sungkur dan ikan yang biasanya murah didapat, namun kini sudah sangat sulit karena  tidak bisa berkembang biak di perairan yang kotor dan tercemar limbah tambang timah," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bangka Selatan, Kristiatlitzar di Toboali, Selasa.

Menurut dia, pertambangan di laut sangat merugikan masyarakat Bangka Selatan karena tidak memahami aturan dan hampir seluruh peraiaran menjadi keruh, sehingga kini sulit mendapatkan ikan dan udang sebagai bahan baku terasi.

Selain itu, kata dia, para penambang juga membuang oli mesin ke laut sehingga mengakibatkan perairan itu menjadi tercemar.

Secara umum sebenarnya ada aturan pertambangan yang melarang para penambang melakukan aktifitas di daerah tangkapan nelayan, akan tetapi kenyataannya kegiatan pertambangan semakin marak hingga ke wilayah tangkapan para nelayan.

Ia mengatakan, sebenarnya pemerintah daerah bersama dengan aparat keamanan sudah berulang kali melakukan penertiban pertambangan ilegal tersebut, akan tetapi pertambangan itu tetap ada dan masih marak.

Menurut dia, sebagian besar penambang yang ada di laut itu merupakan orang-orang pendatang dari luar pulau yang tidak memahami kondisi masyarakat setempat yang sangat bergantung dengan hasil laut.

"Ke depannya pemerintah akan mengupayakan mencari solusi untuk bisa meningkatkan hasil tangkapan udang sungkur sebagai bahan baku terasi," ujarnya.

Ia mengatakan, produksi terasi udang Bangka Selatan sudah menembus pasar internasional karena dibuat tanpa bahan pengawet dengan cita rasa yang khas.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi terasi dengan memberikan bantuan kapal motor dengan kekuatan yang dapat diandalkan, sehingga para nelayan bisa menangkap udang dengan menjelajahi perairan terjauh yang tidak dihandam pertambangan.

"Upaya pemerintah lainnya, dengan meningkatkan jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) yang memproduksi terasi," ujarnya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku terasi khususnya bahan baku udang, pemerintah juga mengembangkan budidaya udang kerambah apung ini agar ketersediaan bahan baku untuk kebutuhan usaha ini selalu memadai.

Dengan adanya budidaya tersebut, ke depannya para nelayan tidak akan bergantung pada laut dan bisa memfokuskan peningkatan produksi terasinya. (T.KR-WRA)

Pewarta: wira suryantala

Editor : Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012