PT PLN (Persero) menggandeng Danish Energy Agency (DEA) untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang bersih, andal dan terjangkau di Tanah Air.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan DEA untuk joint study pengembangan EBT di Indonesia pada Selasa (27/9).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan untuk bisa mengakselerasi pengembangan EBT, PLN tidak bisa sendiri. Apalagi, beberapa jenis EBT memerlukan teknologi yang proven. 

PLN menggandeng Denmark sebagai salah satu negara yang mempunyai kekuatan dalam pemanfaatan sumber daya alam menjadi basis energi listrik. 

"Denmark merupakan salah satu negara yang banyak memanfaatkan sumber daya alamnya untuk tenaga listrik. Mulai dari angin, arus laut bahkan juga air," ujar Darmawan. 

Ia menjelaskan, DEA akan membantu PLN dalam program pengurangan emisi global melalui langkah mempercepat bauran energi yang berkelanjutan dan andal. 

"Khususnya di pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), DEA bersama PLN akan mencoba mengembangkan teknologi yang mutakhir dan juga _applicable_ di Indonesia. Tak hanya teknologi, DEA juga akan membagi pengalamannya dalam mengkomersialisasikan PLTB dan juga melakukan pemetaan potensi PLTB di Indonesia," ujar Darmawan.

Melalui MoU ini, nantinya DEA bersama PLN akan melakukan studi pengembangan PLTB di wilayah Sumatera dan NTT juga wilayah potensial lainnya di Indonesia.

Darmawan memastikan PLN terus berupaya untuk bisa meningkatkan bauran energi di Indonesia. Upaya akselerasi bauran energi ini sebagai langkah untuk mencapai target _Net Zero Emission_ di 2060 mendatang.

Pewarta: Try M Hardi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022