Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengingatkan pemerintah agar tidak lupa untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait COVID-19 varian XBB.
“Ini yang perlu dijelaskan pemerintah kepada masyarakat, dia ini apa dan kemudian bagaimana mengatasi dan daya serangnya,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/10).
Timboel menuturkan jika COVID-19 varian XBB merupakan subvarian dari Omicron, kemungkinan daya serangnya akan lemah meskipun daya tularnya lebih cepat. Namun jika varian baru, ia mengingatkan agar pemerintah perlu melakukan mitigasi pencegahan yang matang.
“Seperti varian Delta waktu itu kita tidak terlalu aware, akhirnya dia masuk dan menyerang dan menjadi persoalan yang krusial waktu itu seperti oksigen kurang dan sebagainya,” ujar dia.
Melalui edukasi yang tepat dan menyeluruh, lanjutnya, masyarakat bisa lebih waspada terhadap potensi penularan COVID-19 varian XBB, termasuk kesiapsiagaan di fasilitas kesehatan. Ia pun juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat dan senantiasa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah
“Jangan sampai kita menganggap varian ini lemah atau sebagainya tapi jelaskan bagaimana , sudah terjadi di daerah mana, negara mana, daya serangnya bagaimana,” tegas dia.
Adapun Juru Bicara Kementerian Kesehatan M. Syahril mengungkapkan bahwa kasus pertama COVID-19 XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal. Varian XBB tersebut terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian
melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," ucap Syahril.
Menyusul temuan tersebut, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB.
Syahril menjelaskan, meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Dia pun kembali mengimbau untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19, termasuk bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
“Ini yang perlu dijelaskan pemerintah kepada masyarakat, dia ini apa dan kemudian bagaimana mengatasi dan daya serangnya,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/10).
Timboel menuturkan jika COVID-19 varian XBB merupakan subvarian dari Omicron, kemungkinan daya serangnya akan lemah meskipun daya tularnya lebih cepat. Namun jika varian baru, ia mengingatkan agar pemerintah perlu melakukan mitigasi pencegahan yang matang.
“Seperti varian Delta waktu itu kita tidak terlalu aware, akhirnya dia masuk dan menyerang dan menjadi persoalan yang krusial waktu itu seperti oksigen kurang dan sebagainya,” ujar dia.
Melalui edukasi yang tepat dan menyeluruh, lanjutnya, masyarakat bisa lebih waspada terhadap potensi penularan COVID-19 varian XBB, termasuk kesiapsiagaan di fasilitas kesehatan. Ia pun juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat dan senantiasa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah
“Jangan sampai kita menganggap varian ini lemah atau sebagainya tapi jelaskan bagaimana , sudah terjadi di daerah mana, negara mana, daya serangnya bagaimana,” tegas dia.
Adapun Juru Bicara Kementerian Kesehatan M. Syahril mengungkapkan bahwa kasus pertama COVID-19 XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal. Varian XBB tersebut terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian
melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," ucap Syahril.
Menyusul temuan tersebut, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB.
Syahril menjelaskan, meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Dia pun kembali mengimbau untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19, termasuk bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022