Pangkalpinang (Antara Babel) - Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) kesulitan mempercepat aktivitas bongkar muat barang karena terkendala hujan yang terus menguyur daerah itu.


"Apabila hujan turun kami terpaksa menghentikan bongkar muat kapal untuk mencegah kerusakan pada barang seperti beras, gula pasir, tepung, semen, pupuk dan lainnya," ujar Ketua TKBM Pangkalbalam Ghazali di Pangkalpinang, Minggu.


Ia menjelaskan, saat ini kunjungan kapal kargo di Pelabuhan Pangkalbalam mengalami peningkatan seiring pengusaha sembako, bahan bangunan dan lainnya meningkatkan pasokan untuk menambah persediaan.


"Kami berupaya untuk mempercepat pembongkaran muatan kapal untuk mengantisipasi penumpukan kapal di kolam pelabuhan, namun demikian percepatan ini kurang maksimal karena hujan yang cukup lebat," ujarnya.


Ia mengatakan, saat ini kapal kargo yang sandar dan antre bongkar sebanyak 20 unit, sementara kapal yang sedang bongkar delapan unit.


"Kendala hujan ini merupakan fenomena alam yang tidak bisa diantisipasi, namun demikian kita berupaya untuk mengurangi penumpukan barang di pelabuhan agar tidak mengganggu aktivitas lainnya," ujarnya.


Untuk itu, kata dia, pihaknya berupaya memaksimalkan percepatan bongkar muatan kapal ini dengan menambah jam kerja dengan sistem shift. Biasanya aktivitas bongkar muat dimulai pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB, namun kini ditambah hingga pukul 00.00 WIB.


"Kami siap untuk membongkar barang ini selama 24 jam, namun kesiapan pekerja tidak didukung kesiapan pemilik barang untuk membuka gudang selama 24 jam," ujarnya.


Ia mengatakan, percepatan bongkar muat juga terkendala gudang-gudang pemilik barang yang cepat tutup. Sebagian besar gudang pemilik barang tutup pukul 21.00 WIB, bahkan ada yang tutup pukul 17.00 WIB, sehingga pekerja serba sulit untuk mengantisipasi penumpukan barang di pelabuhan.

Pewarta: pewarta: aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013