Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengajak masyarakat untuk melestarikan keragaman warisan budaya yang ada di desa masing-masing untuk menghidupkan kembali jati diri warga setempat.

"Warisan budaya di Bangka Barat ini sangat banyak dan beragam, salah satunya tradisi sunatan massal yang ada di Desa Ranggiasam, Kecamatan Jebus," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Muhammad Ali di Mentok, Minggu.

Menurut dia, tradisi sunatan massal yang berlangsung di desa tersebut sangat menarik dan mengundang banyak pengunjung dari dalam dan luar daerah datang ke lokasi itu.

Perayaan sunatan massal dengan tata cara sunat tradisional di Desa Ranggiasam merupakan perayaan tradisi adat istiadat budaya Islam yang rutin dilaksanakan, khitan massal ini diikuti anak-anak yang sudah akil balik.

Rangkaian acara khitanan massal dimulai siang hari dengan doa mohon selamat oleh para peserta khitan didampingi orang tua berkumpul bersama di Masjid desa, dilanjutkan kirab menuju sungai untuk memandikan para calon peserta sunatan sebagai simbol penyucian.

"Kemarin sudah dimulai rangkaian prosesi tersebut, dan hari ini anak-anak disunat dengan tata cara tradisional, mulai dari proses berendam di sungai sebelum sunatan," katanya.

Menurut dia, adat tradisional warga tersebut merupakan kekayaan budaya di Bangka Barat yang perlu terus dipertahankan, dilestarikan dan dikembangkan agar bisa menjadi daya tarik pariwisata.

Dalam konteks pengembangan pariwisata, budaya yang berkembang di masyarakat secara turun temurun ini merupakan sebuah potensi dan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber ekonomi masyarakat.

"Kita akan berupaya mengembangkan pariwisata berbasis budaya, yang tentunya akan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus menghidupkan kembali jati diri masing-masing," katanya.

Di Bangka Barat hampir seluruh desa memiliki adat dan budaya masing-masing yang bisa dijadikan bahan baku untuk dimanfaatkan masyarakat sebagai daya tarik wisatawan.

Partisipasi warga yang tinggal di pusat kebudayaan yang ada di desa masing-masing sangat dibutuhkan untuk akselerasi ekonomi berbasis pengetahuan tradisional dan seni lokal sehingga ke depan akan terbangun peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan kelompok pelaku tradisi.

"Keindahan tradisi dan keberagaman warisan budaya ini akan terus kita kelola agar bisa menjadi pemicu bangkitnya ekonomi pariwisata di Bangka Barat," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022