Bangka Tengah (ANTARA) - Komunitas Negeri Limadaya berencana akan melaksanakan kegiatan Ritual Taber Laut 2022 dalam rangka menjaga warisan budaya di bisang tradisi adat yang hampir punah di daerah itu.
Ketua Panitia Pelaksana Ritual Taber Laut, Sihan Painter, Minggu, mengatakan rencana kegiatan ritual tersebut akan dilaksanakan pada 10 Desember 2022 di Pantai Tanjung Berikat, Lebuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah.
"Kegiatan ini diinisiasi oleh Komunitas Negeri Limadaya yang memang bergerak di bidang kebudayaan. Pelaksanaan kegiatan ini bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang juga Insya Allah didukung Pemprov Bangka Belitung," katanya.
Menurutnya dalam membuat rencana kegiatan ini kendalanya cukup banyak, karena bergerak di bidang seni budaya yang dianggap kurang wah.
Untuk itu kata Dia, harus ada yang berani bergerak, karena kalau tidak lama-kelamaan adat tradisi ini hilang dengan sendirinya.
"Tadi kami sudah bertemu Pj Gubernur untuk minta arahan tentang kegiatan Ritual Taber Laut ini, terutama berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait nantinya terutama dengan pemerintah provinsi sendiri, karena kita membawa program nasional yang akan kita jual di tingkat nasional dalam bentuk destinasi wisata budaya," katanya.
Ia mengungkapkan taber laut ini sendiri sebenarnya sejak zaman dahulu hingga sekarang masih sering diselenggarakan, hanya mungkin dalam skala kampung belum ke skala besar.
"Ritual ini intinya meruwat atau membersihkan lautan, bumi dan langit. Jadi ini merupakan satu kesatuan, hanya saja karena kita ini negeri kepulauan, jadi kita lebih ke lautannya, yaitu membersihkan lautan dari segala sesuatu yang tersirat yang bisa dibaca oleh pemangku adat maupun pemangku sepiritual," katanya.
Dikatakannya, kaitannya kegiatan ritual tersebut dengan kondisi saat ini misalnya kondisi perekonomian, kondisi lingkungan, maupun perilaku masyarakat sendiri yang mulai menggeser, sehingga sebenarnya perlu diruwat, di mana kalau dalam Islam kurang lebih seperti diruqyah.
"Hanya saja ini kita meruqyah alam. Jadi intinya kita berdoa meminta keselamatan, ketentraman, keamanan negeri kita bukan dalam bentuk pemahaman yang sirik, tapi ini memang sesuai dengan syariat Islam kita, sesuai dengan tradisi yang kita punya. karena tradisi yang harus kita jaga Karena tradisi ini bisa dibilang sudah ratusan tahun dan sudah dikenal sejak zaman dahulu," ujarnya.
Dalam pelaksanaannya nanti, pihaknya akan mengundang tamu dari pusat, mulai dari pemerintahan seperti Kepala Staff Presiden, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan semua pemangku kepentingan yang ada korelasinya dengan kegiatan ini, termasuk asosiasi travel dan asosiasi kebudayaan.
"Saat pelaksanaan nanti, kami akan mencoba untuk mengusulkan apakah kegiatan Ritual Taber Laut ini bisa masuk pada warisan budaya yang dilindungi," ujarnya.
Sementara Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rudwan Djamaludin mengatakan pelestarian warisan budaya merupakan tugas bersama, sehingga pemerintah provinsi akan berusaha mendukung kegiatan tersebut.
"Saya sebenarnya baru tahu ada kegiatan seperti ini, kalau memang pemerintah dalam posisi bisa mendukung, maka kami akan berusaha mendukung. Namun seperti apa yang saya sampaikan tadi, karena saya baru menerima proposalnya, sehingga belum bisa memastikan seberapa besar porsinya," ujarnya.
Dikatakannya, proposal kegiatan tersebut sudah disampaikan kepada dinas-dinas terkait apakah bisa membantu pelaksanaannya.
"Saya akan coba bantu, tapi kan sebagian besar anggarannya itu menurut info dari panitia akan didukung dari Kementerian Kelautan Perikanan. Intinya kita akan coba membantu. Kalau untuk memajukan kebudayaan, saya setuju-setuju saja," katanya.