Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung akan membangun rumah bertelur kepiting di perairan Teluk Kelabat untuk menjaga populasi binatang andalan ekonomi warga daerah itu dari kepunahan.
"Setiap hari kepiting di Teluk Kelabat diambil nelayan lokal dan ini berlangsung bertahun-tahun. Kami khawatir ke depan populasinya akan semakin berkurang dan bukan tidak mungkin akan mengalami kepunahan," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat Herzon di Muntok, Selasa.
Ia menjelaskan, pembangunan rumah bertelur kepiting merupakan salah bentuk kepedulian pemkab dalam menjaga populasi kepiting di Teluk Kelabat sekaligus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Untuk anggaran, kata dia, pembangunan rumah kepiting yang akan direalisasikan pada 2013 akan menggunakan APBD kabupaten.
"Untuk tahun ini akan kami realisasikan minimal dua unit rumah bersalin kepiting, kami harap program ini bisa dilanjutkan pada tahun selanjutnya untuk meningkatkan populasi kepiting di Taluk Kelabat yang selama ini menjadi andalan nelayan setempat," kata dia.
Ia menjelaskan, rumah bersalin dibangun sebagai tempat bertelur kepiting tersebut bentuknya seperti sangkar burung dan akan ditempatkan di tepi perairan itu.
Setelah ada, katanya, nantinya nelayan yang menangkap induk kepiting betina yang akan bertelur tidak langsung dibawa pulang untuk dijual atau dikonsumsi, namun dimasukkan ke dalam "rumah bersalin" tersebut agar bertelur terlebih dahulu.
"Setelah beberapa hari induk kepiting akan bertelur, baru nelayan itu mengambil induknya untuk dibawa pulang," katanya.
Dengan pola seperti itu, ia mengaharapkan, populasi kepiting di teluk perbatasan Kabupaten Bangka Barat dengan Kabupaten Bangka itu tetap terjaga sehingga bisa diandalkan sebagai mata pencaharian nelayan secara berkelanjutan.
Ia mengharapkan, berbagai upaya yang dilakukan pemkab setempat di daerah itu disetai upaya nyata dari warga sekitar untuk bersama-sama membangun berbagai fasilitas untuk meningkatkan perekonomian sektor perikanan.
"Tanpa adanya dukungan nyata dari warga setempat, upaya yang sudah dilakukan pemkab tentu akan sia-sia, kalau sudah dibangun rumah bertelur kepiting, kam harap nelayan bisa menggunakan tempat itu sebagaimana mestinya dan menjaga agar bisa bertahan lama," kata dia.
Ia mengatakan, Teluk Kelabat yang masuk wilayah Desa Bakit sudah ditetapkan pemkab setempat sebagai desa madiri sektor pariwisata dengan potensi laut beserta kulinernya yang selama ini terkenal dengan pengolahan siput gonggong.
"Kemandirian Desa Bakit sudah mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah wisatawan ke daerah itu dan Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) sebagai pengelolanya juga semakin berkembang, ini yang harus terus didukung pemkab untuk meningkatkan kemandirian warganya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Setiap hari kepiting di Teluk Kelabat diambil nelayan lokal dan ini berlangsung bertahun-tahun. Kami khawatir ke depan populasinya akan semakin berkurang dan bukan tidak mungkin akan mengalami kepunahan," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat Herzon di Muntok, Selasa.
Ia menjelaskan, pembangunan rumah bertelur kepiting merupakan salah bentuk kepedulian pemkab dalam menjaga populasi kepiting di Teluk Kelabat sekaligus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Untuk anggaran, kata dia, pembangunan rumah kepiting yang akan direalisasikan pada 2013 akan menggunakan APBD kabupaten.
"Untuk tahun ini akan kami realisasikan minimal dua unit rumah bersalin kepiting, kami harap program ini bisa dilanjutkan pada tahun selanjutnya untuk meningkatkan populasi kepiting di Taluk Kelabat yang selama ini menjadi andalan nelayan setempat," kata dia.
Ia menjelaskan, rumah bersalin dibangun sebagai tempat bertelur kepiting tersebut bentuknya seperti sangkar burung dan akan ditempatkan di tepi perairan itu.
Setelah ada, katanya, nantinya nelayan yang menangkap induk kepiting betina yang akan bertelur tidak langsung dibawa pulang untuk dijual atau dikonsumsi, namun dimasukkan ke dalam "rumah bersalin" tersebut agar bertelur terlebih dahulu.
"Setelah beberapa hari induk kepiting akan bertelur, baru nelayan itu mengambil induknya untuk dibawa pulang," katanya.
Dengan pola seperti itu, ia mengaharapkan, populasi kepiting di teluk perbatasan Kabupaten Bangka Barat dengan Kabupaten Bangka itu tetap terjaga sehingga bisa diandalkan sebagai mata pencaharian nelayan secara berkelanjutan.
Ia mengharapkan, berbagai upaya yang dilakukan pemkab setempat di daerah itu disetai upaya nyata dari warga sekitar untuk bersama-sama membangun berbagai fasilitas untuk meningkatkan perekonomian sektor perikanan.
"Tanpa adanya dukungan nyata dari warga setempat, upaya yang sudah dilakukan pemkab tentu akan sia-sia, kalau sudah dibangun rumah bertelur kepiting, kam harap nelayan bisa menggunakan tempat itu sebagaimana mestinya dan menjaga agar bisa bertahan lama," kata dia.
Ia mengatakan, Teluk Kelabat yang masuk wilayah Desa Bakit sudah ditetapkan pemkab setempat sebagai desa madiri sektor pariwisata dengan potensi laut beserta kulinernya yang selama ini terkenal dengan pengolahan siput gonggong.
"Kemandirian Desa Bakit sudah mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah wisatawan ke daerah itu dan Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) sebagai pengelolanya juga semakin berkembang, ini yang harus terus didukung pemkab untuk meningkatkan kemandirian warganya," kata dia.
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013