Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan menata ulang dua pasar tradisional, yaitu Pasar Parittiga dan Pasar Kelapa, guna mendukung kenyamanan pedagang dan pengunjung.
"Kami berharap penataan ulang yang segera dilakukan ini bisa memberikan kenyamanan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming di Mentok, Jumat.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pemkab Bangka Barat telah melakukan peninjauan yang ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi awal untuk mengumpulkan berbagai permasalahan yang terjadi dan kondisi terkini dua pasar tradisional tersebut.
"Harus kita akui kondisi pasar tidak teratur, kumuh, dan terkesan jauh berbeda dengan Pasar Mentok. Pasar seperti berjalan sendiri tanpa ada yang mengurusi, petugas keamanan cuma satu orang, bahkan sampai ada pedagang yang sudah bertahun-tahun tidak mendapatkan lapak," katanya.
Ia meminta kepada dinas terkait untuk melakukan pendataan ulang seluruh pedagang dan ketersediaan lapak yang sudah disiapkan untuk para pedagang.
Selain itu, inventarisasi berbagai fasilitas pendukung juga perlu dilakukan untuk persiapan rencana perbaikan berbagai sarana dan prasarana yang perlu dilakukan di pasar tersebut.
"Kami juga meminta bantuan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk membantu keamanan di kawasan pasar dengan menempatkan minimal dua orang personel setiap hari," katanya.
Khusus untuk Pasar Parittiga, kata dia, beberapa masalah yang ada seperti kondisi pasar kumuh dan kotor, serta genangan air yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan, ditambah dengan fasilitas toilet umum yang tidak terjaga kebersihannya, serta mushala tidak layak.
"Kami minta PDAM untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan fasilitas toilet umum dan mushala dalam pasar, sedangkan untuk fasilitas toilet umum dan mushala di luar pasar kami minta kerja sama dengan Bank SumselBabel dan PT Timah untuk menyelesaikannya," katanya.
Selain itu, untuk mempercepat proses perbaikan, diharapkan Kepolisian Resor Bangka Barat, Kodim 0431 Bangka Barat dan TNI Angkatan Laut bergotong royong bersama melakukan operasi pasar, melakukan kebersihan, dan edukasi kepada pedagang.
Selain berbagai permasalahan tersebut, beberapa atap juga sudah tidak layak dan membahayakan warga yang beraktivitas di lokasi itu sehingga perlu segera diperbaiki.
"Saya minta Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian untuk merombak semua, kita bongkar semua. Tidak ada lagi bangunan yang dibuat oleh forum atau pun kelompok masyarakat lain di pasar tersebut, tidak ada pungutan liar dan perlu diperkuat sisi keamanannya," katanya.
Selain itu, juga perlu segera dibentuk koperasi pasar agar bisa bekerja sama untuk beberapa hal, seperti penataan pedagang, pengelolaan meja lapak, air, keamanan, dan penerangan.
"Seluruhnya akan kami atur ulang dengan bekerja sama bersama koperasi, mengatur uang retribusi yang dibayar tiap bulan. Dengan cara ini, dia berharap agar beban masyarakat terhadap pedagang tidak tinggi," katanya.
Sedangkan untuk Pasar Kelapa, menurut Bong, membutuhkan perbaikan dan dukungan dari sisi manajemen.
"Pasar Kelapa yang berada di perbatasan antarkabupaten memiliki posisi strategis untuk menjadi pasar pengumpan berbagai jenis barang yang dipasok dari Pangkalpinang dan Bangka," katanya.
Sementara itu, Camat Kelapa Syamsiar mengatakan saat ini Pasar Kelapa memiliki petak untuk sayur mayur, tiga petak penampung ikan, dan selebihnya toko kelontong.
"Ketersediaan fasilitas pendukung belum memungkinkan untuk menjadikan Pasar kelapa sebagai penyuplai barang dari Pangkalpinang, maupun Bangka," katanya.
Menurut dia, sebagian besar pedagang di Pasar Kelapa sampai saat ini masih mengambil barang dari Kabupaten Bangka.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Aidi mengatakan selama ini beberapa pasar terkesan belum tersentuh oleh dinas karena keterbatasan sumber daya manusia, dan belum terbentuk pengelola pasar, baik di Pasar Mentok maupun pasar lainnya.
"Ke depan, kami siapkan pola pelayanan dan pengelolaan terpadu dan terintegrasi, baik dari sisi pelayanan, keamanan, kebersihan, retribusi, penerangan, dan air secara menyeluruh," katanya.
Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari Satpol PP untuk membenahi pengelolaan dan pelayanan kepada para pedagang.
"Untuk penataan ulang pedagang kami butuh dukungan petugas Satpol PP, ini terkait dengan kontrak lapak agar yang memagang kontrak sewa lapak benar-benar warga yang berdagang," katanya.
Selain itu, kata dia, pendataan ulang juga perlu segera dilakukan guna menyiapkan berbagai fasilitas pendukung agar situasi pasar bisa lebih aman, tertib dan nyaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Kami berharap penataan ulang yang segera dilakukan ini bisa memberikan kenyamanan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming di Mentok, Jumat.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pemkab Bangka Barat telah melakukan peninjauan yang ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi awal untuk mengumpulkan berbagai permasalahan yang terjadi dan kondisi terkini dua pasar tradisional tersebut.
"Harus kita akui kondisi pasar tidak teratur, kumuh, dan terkesan jauh berbeda dengan Pasar Mentok. Pasar seperti berjalan sendiri tanpa ada yang mengurusi, petugas keamanan cuma satu orang, bahkan sampai ada pedagang yang sudah bertahun-tahun tidak mendapatkan lapak," katanya.
Ia meminta kepada dinas terkait untuk melakukan pendataan ulang seluruh pedagang dan ketersediaan lapak yang sudah disiapkan untuk para pedagang.
Selain itu, inventarisasi berbagai fasilitas pendukung juga perlu dilakukan untuk persiapan rencana perbaikan berbagai sarana dan prasarana yang perlu dilakukan di pasar tersebut.
"Kami juga meminta bantuan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk membantu keamanan di kawasan pasar dengan menempatkan minimal dua orang personel setiap hari," katanya.
Khusus untuk Pasar Parittiga, kata dia, beberapa masalah yang ada seperti kondisi pasar kumuh dan kotor, serta genangan air yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan, ditambah dengan fasilitas toilet umum yang tidak terjaga kebersihannya, serta mushala tidak layak.
"Kami minta PDAM untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan fasilitas toilet umum dan mushala dalam pasar, sedangkan untuk fasilitas toilet umum dan mushala di luar pasar kami minta kerja sama dengan Bank SumselBabel dan PT Timah untuk menyelesaikannya," katanya.
Selain itu, untuk mempercepat proses perbaikan, diharapkan Kepolisian Resor Bangka Barat, Kodim 0431 Bangka Barat dan TNI Angkatan Laut bergotong royong bersama melakukan operasi pasar, melakukan kebersihan, dan edukasi kepada pedagang.
Selain berbagai permasalahan tersebut, beberapa atap juga sudah tidak layak dan membahayakan warga yang beraktivitas di lokasi itu sehingga perlu segera diperbaiki.
"Saya minta Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian untuk merombak semua, kita bongkar semua. Tidak ada lagi bangunan yang dibuat oleh forum atau pun kelompok masyarakat lain di pasar tersebut, tidak ada pungutan liar dan perlu diperkuat sisi keamanannya," katanya.
Selain itu, juga perlu segera dibentuk koperasi pasar agar bisa bekerja sama untuk beberapa hal, seperti penataan pedagang, pengelolaan meja lapak, air, keamanan, dan penerangan.
"Seluruhnya akan kami atur ulang dengan bekerja sama bersama koperasi, mengatur uang retribusi yang dibayar tiap bulan. Dengan cara ini, dia berharap agar beban masyarakat terhadap pedagang tidak tinggi," katanya.
Sedangkan untuk Pasar Kelapa, menurut Bong, membutuhkan perbaikan dan dukungan dari sisi manajemen.
"Pasar Kelapa yang berada di perbatasan antarkabupaten memiliki posisi strategis untuk menjadi pasar pengumpan berbagai jenis barang yang dipasok dari Pangkalpinang dan Bangka," katanya.
Sementara itu, Camat Kelapa Syamsiar mengatakan saat ini Pasar Kelapa memiliki petak untuk sayur mayur, tiga petak penampung ikan, dan selebihnya toko kelontong.
"Ketersediaan fasilitas pendukung belum memungkinkan untuk menjadikan Pasar kelapa sebagai penyuplai barang dari Pangkalpinang, maupun Bangka," katanya.
Menurut dia, sebagian besar pedagang di Pasar Kelapa sampai saat ini masih mengambil barang dari Kabupaten Bangka.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Aidi mengatakan selama ini beberapa pasar terkesan belum tersentuh oleh dinas karena keterbatasan sumber daya manusia, dan belum terbentuk pengelola pasar, baik di Pasar Mentok maupun pasar lainnya.
"Ke depan, kami siapkan pola pelayanan dan pengelolaan terpadu dan terintegrasi, baik dari sisi pelayanan, keamanan, kebersihan, retribusi, penerangan, dan air secara menyeluruh," katanya.
Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari Satpol PP untuk membenahi pengelolaan dan pelayanan kepada para pedagang.
"Untuk penataan ulang pedagang kami butuh dukungan petugas Satpol PP, ini terkait dengan kontrak lapak agar yang memagang kontrak sewa lapak benar-benar warga yang berdagang," katanya.
Selain itu, kata dia, pendataan ulang juga perlu segera dilakukan guna menyiapkan berbagai fasilitas pendukung agar situasi pasar bisa lebih aman, tertib dan nyaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022