Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga menyarankan pelaku UMKM di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mengembangkan inovasi produk yang bervariasi.
"Saya sarankan pelaku UMKM dapat membuat inovasi produk olahan karena dari puluhan gerai UMKM yang saya lihat, mayoritas produk olahan dalam bentuk krupuk," kata Arya Sinulingga saat meninjau langsung Bazar UMKM di Sungailiat, Sabtu.
Inovasi produk UMKM, kata dia, perlu dilakukan untuk memudahkan peluang pemasaran karena persaingan di produk tersebut tidak begitu banyak.
"Seperti contoh dengan bahan baku ikan, dapat olah berbagai jenis makanan yang enak dan sehat, tidak harus dibuat kerupuk atau kemplang yang saingnya sudah banyak," kata dia.
Untuk kemasan, kata dia, perlu juga diperhatikan oleh pelaku UMKM supaya menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya, sekaligus menjaga produk tersebut agar tetap aman.
"Kemasan produk UMKM kami memberikan kesempatan pelaku UMKM mendapatkan dengan harga murah atau grosir yang sudah disiapkan oleh PT PNM," kata dia.
Menurutnya, kemasan produk UMKM dengan harga murah merupakan bantuan Kementerian BUMN untuk menekan biaya produksi yang dikeluarkan pelaku usaha mikro.
Arya Sinulingga berpendapat dalam memasarkan produk UMKM harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, seperti jangan dulu memaksa orang dari negara luar untuk membeli produk UMKM, namun cukup orang Indonesia yang jumlahnya banyak.
"Saya pernah membawa belacan atau terasi dari Aceh ke Belanda, tetapi justru orang Indonesia yang di Belanda yang minat membeli," katanya.
Produk UMKM bisa dipasarkan ke luar negeri, namun tetap sasaran pasar terbesar adalah warga Indonesia di negara tersebut. Contoh setiap tahun jumlah jamaah umrah di Arab Saudi 1,5 juta, artinya jumlah itu peluang pasar bagi pelaku UMKM Indonesia, karena mereka membutuhkan makanan Nusantara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Saya sarankan pelaku UMKM dapat membuat inovasi produk olahan karena dari puluhan gerai UMKM yang saya lihat, mayoritas produk olahan dalam bentuk krupuk," kata Arya Sinulingga saat meninjau langsung Bazar UMKM di Sungailiat, Sabtu.
Inovasi produk UMKM, kata dia, perlu dilakukan untuk memudahkan peluang pemasaran karena persaingan di produk tersebut tidak begitu banyak.
"Seperti contoh dengan bahan baku ikan, dapat olah berbagai jenis makanan yang enak dan sehat, tidak harus dibuat kerupuk atau kemplang yang saingnya sudah banyak," kata dia.
Untuk kemasan, kata dia, perlu juga diperhatikan oleh pelaku UMKM supaya menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya, sekaligus menjaga produk tersebut agar tetap aman.
"Kemasan produk UMKM kami memberikan kesempatan pelaku UMKM mendapatkan dengan harga murah atau grosir yang sudah disiapkan oleh PT PNM," kata dia.
Menurutnya, kemasan produk UMKM dengan harga murah merupakan bantuan Kementerian BUMN untuk menekan biaya produksi yang dikeluarkan pelaku usaha mikro.
Arya Sinulingga berpendapat dalam memasarkan produk UMKM harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, seperti jangan dulu memaksa orang dari negara luar untuk membeli produk UMKM, namun cukup orang Indonesia yang jumlahnya banyak.
"Saya pernah membawa belacan atau terasi dari Aceh ke Belanda, tetapi justru orang Indonesia yang di Belanda yang minat membeli," katanya.
Produk UMKM bisa dipasarkan ke luar negeri, namun tetap sasaran pasar terbesar adalah warga Indonesia di negara tersebut. Contoh setiap tahun jumlah jamaah umrah di Arab Saudi 1,5 juta, artinya jumlah itu peluang pasar bagi pelaku UMKM Indonesia, karena mereka membutuhkan makanan Nusantara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022