Anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta aparat kepolisian dan pihak terkait lainnya mendeteksi tentang kasus hoaks penculikan anak, karena munculnya kasus itu terbukti telah 'memakan' korban jiwa.

"Saya heran mengapa sampai saat ini isu penculikan terus bergulir dan menjadi konsumsi masyarakat," kata Dedi, di Purwakarta, Senin.

Ia juga menyebutkan kalau saat kecil, dirinya juga sering menerima hoaks mengenai pengendara mobil hardtop yang disebut penculik.

Ini penting, untuk segera aparat mendeteksi agar ke depan tidak boleh lagi ada isu itu. Jadi harus ada klarifikasi. Ini (kasus hoaks penculikan) seolah sistemik karena terjadi bukan hanya di Sumatera. Di Jawa dan daerah lain juga ada, katanya.

Sebelumnya, lima warga Garut yang berprofesi sebagai penjual jaket kulit menjadi korban hoaks dituduh sebagai penculik anak saat berjualan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Akibatnya beberapa dari mereka sempat dipukuli, mobil dihancurkan dan barang dagangan dijarah warga.

Setelah sebelumnya bertemu dengan dua pedagang yang sedang perjalanan pulang ke Garut, Dedi kali ini bertemu dengan Asep, yang tak lain bos jaket kulit. Asep merupakan satu dari lima orang yang sempat dikepung massa di Muratara.

Pria asal Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut itu berkeliling Sumatera mulai dari Lampung hingga menuju Muratara, untuk menjual jaket.

Pada suatu hari, Asep yang dalam posisi sebagai sopir menggantikan Luki. Ia masih ingat saat itu tiba-tiba diteriaki penculik oleh seorang ibu-ibu.

Tak lama mereka semua dibawa ke kantor desa. Namun karena pintu kantor dibiarkan terbuka maka warga merangsek masuk. Sementara mobil mereka yang terparkir di luar sudah rusak digulingkan dan ratusan jaket dijarah oleh warga.

Untuk diketahui kepulangan lima warga Garut tersebut didampingi oleh sejumlah personel dari Polres Musi Rawas Utara. Selain itu Babinsa setempat Serma Abdul Kadir yang menampung kelima korban sebelum pulang juga turut mengantarkan ke Garut.

Dedi menduga kasus hoaks penculikan yang meresahkan seperti itu adalah unsur kesengajaan yang diciptakan. Sehingga diharapkan isu itu segera diatasi agar para perantau atau pedagang tak lagi jadi korban di daerah orang.

Semoga ini jadi yang terakhir tidak boleh terjadi lagi. Paling repot itu kalau hoaks sudah menyebar di medsos, itu pasti langsung jadi. Terbukti kejadian di Muratara itu menyebar melalui grup WA sampai datang warga dari empat desa, ujarnya.

Terlepas dari itu, Dedi Mulyadi mengucapkan terima kasih pada jajaran TNI dan Polri yang telah menyelamatkan bahkan mengantarkan lima orang korban hoaks pulang ke Garut.

Sebelumnya kasus hoaks penculikan juga memakan korban jiwa di Sorong, Papua. Seorang wanita bernama Wa Gesuti diarak setengah bugil bahkan dibakar hingga tewas karena dituduh sebagai penculik anak. Padahal dari hasil pemeriksaan Wa Gesuti seorang ODGJ.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023