Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, Inggris dan Selandia Baru di Indonesia berkunjung ke Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, untuk memperingati tragedi Perang Dunia II.

"Kunjungan ini sudah menjadi agenda rutin tahunan kami untuk memperingati tragedi Perang Dunia II di Muntok," kata Asistant Defence Attache Kedutaan Besar Australia Jon Larnach Jones di Mentok, Jumat.

Ia mengapresiasi PT Timah Tbk dan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat yang setiap tahunnya pada Februari selalu menyambut duta besar dan keluarga dari tentara Australia, Inggris, Selandia Baru yang gugur pada tragedi Perang Dunia II di Mentok ini.

"PT Timah Tbk kerap mendukung kegiatan mereka dalam rangka memeringati peristiwa perang dunia di Kota Muntok ini," katanya.

Menurut dia, dukungan PT Timah luar biasa, untuk suksesnya kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun di Muntok Kabupaten Bangka Barat.

"Kami merasa bahagia dengan upaya perusahaan dalam kegiatan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada PT Timah," kata Jon.

Dalam menyambut kunjungan Kedutaan Besar  Australia, Inggris dan Selandia Baru beserta keluarga korban perang, PT Timah Tbk menggelar ramah tamah di Guest Unmet PT Timah Tbk.

Selanjutnya rombongan kedubes ini menggelar upacara penghormatan kepada para korban Perang Dunia II yang meninggal dunia di Muntok, mereka juga akan mengunjungi beberapa lokasi bersejarah yang berhubungan dengan tragedi kemanusiaan itu.

Sejumlah lokasi di Mentok yang dituju, antara lain bekas kamp tahanan wanita di Kampung Menjelang, kantor kesyahbandaran yang menjadi tempat pendaratan para korban pengeboman kapal di Selat Bangka, Pantai Radji dan rumah tahanan Muntok.

Muntok, sebuah kota kecil di ujung barat Pulau Bangka menyimpan jejak tragedi Perang Dunia II karena pada waktu itu Muntok difungsikan oleh pasukan Jepang selama periode Fabruari hingga Maret 1942 dan September 1943 hingga Maret 1945 sebagai sebuah pangkalan pasukan bersenjata.

Dalam dua periode tersebut diperkirakan sebanyak 270 dari 960 interniran meninggal dunia setelah mengalami perjuangan hebat mempertahankan hidupnya di kamp tawanan.

Pewarta: Aprionis

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023