Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) wilayah Bangka Belitung berperan ikut mempersiapkan pemilih cerdas pada Pemilu 2024 mendatang di tingkat pelajar SLTA sederajat atau pemilih pemula melalui program pendidikan sekolah kebangsaan "Tular Nalar".
Koordinator Wilayah Mafindo Bangka Belitung Suryani dalam keterangan, Senin mengatakan metode pendidikan sekolah kebangsaan "Tular Nalar" ditekankan pada pemberian pemahaman dasar yang diperlukan kepada generasi saat ini mengenai tentang demokrasi yang mempunyai prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dengan pendidikan sekolah kebangsaan "Tular Nalar" dia berharap peserta didik usia hak memilih mempunyai rasa tanggung jawab untuk memilih sosok pemimpin, sebagai penentu kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke depan nantinya.
"Generasi muda saat ini perlu dilatih berpikir kritis dalam menyaring informasi, sehingga tidak mudah terprovokasi dengan berita hoaks yang menyebar di dunia digital yang berkembang cukup pesat. Kemampuan ini harus dimiliki oleh pemilih pemula supaya berpikir rasional dalam memahami suatu informasi," jelasnya.
Suryani berharap pelajar sudah mengikuti program pendidikan sekolah kebangsaan "Tular Nalar" dapat menularkan informasi baik kepada masyarakat yang lebih luas, serta melahirkan generasi milenial atau Gen-Z yang cakap, cerdas dan bijak dalam menggunakan media digital.
Program pendidikan sekolah Kebangsaan "Tular Nalar" menyasar di sejumlah lembaga pendidikan formal tingkat SLTA sederajat di Kabupaten Bangka.
"Peserta didik kelompok usia pemilih pada Pemilu 2024 sangat antusias mengikuti program yang kami selenggarakan selama satu hari, terdata 100 siswa mengikuti program ini yang diselenggarakan Jumat (3/3) lalu," kata Suryani.
Kegiatan yang sama juga sebelumnya telah diselenggarakan pada kelompok lanjut usia atau program Tular Nalar Akademi Digital Lansia (ADL), saat itu program ADL diselenggarakan di 37 provinsi di Indonesia.
Berdasarkan data survei yang dilakukan Katadata Insight Center dan Kominfo tahun 2021 menunjukkan bahwa kelompok lanjut usia berusia 55 sampai 70 tahun tercatat hanya 3,6 persen menggunakan internet.
"Kelompok lanjut usia jarang tersentuh sosialisasi penggunaan internet karena dianggap usia yang sudah tidak produktif lagi," kata dia.
Dia berharap semua lapisan masyarakat dan pemerintah daerah mendukung penuh program Mafindo agar berjalan dengan aman dan lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
Koordinator Wilayah Mafindo Bangka Belitung Suryani dalam keterangan, Senin mengatakan metode pendidikan sekolah kebangsaan "Tular Nalar" ditekankan pada pemberian pemahaman dasar yang diperlukan kepada generasi saat ini mengenai tentang demokrasi yang mempunyai prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dengan pendidikan sekolah kebangsaan "Tular Nalar" dia berharap peserta didik usia hak memilih mempunyai rasa tanggung jawab untuk memilih sosok pemimpin, sebagai penentu kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke depan nantinya.
"Generasi muda saat ini perlu dilatih berpikir kritis dalam menyaring informasi, sehingga tidak mudah terprovokasi dengan berita hoaks yang menyebar di dunia digital yang berkembang cukup pesat. Kemampuan ini harus dimiliki oleh pemilih pemula supaya berpikir rasional dalam memahami suatu informasi," jelasnya.
Suryani berharap pelajar sudah mengikuti program pendidikan sekolah kebangsaan "Tular Nalar" dapat menularkan informasi baik kepada masyarakat yang lebih luas, serta melahirkan generasi milenial atau Gen-Z yang cakap, cerdas dan bijak dalam menggunakan media digital.
Program pendidikan sekolah Kebangsaan "Tular Nalar" menyasar di sejumlah lembaga pendidikan formal tingkat SLTA sederajat di Kabupaten Bangka.
"Peserta didik kelompok usia pemilih pada Pemilu 2024 sangat antusias mengikuti program yang kami selenggarakan selama satu hari, terdata 100 siswa mengikuti program ini yang diselenggarakan Jumat (3/3) lalu," kata Suryani.
Kegiatan yang sama juga sebelumnya telah diselenggarakan pada kelompok lanjut usia atau program Tular Nalar Akademi Digital Lansia (ADL), saat itu program ADL diselenggarakan di 37 provinsi di Indonesia.
Berdasarkan data survei yang dilakukan Katadata Insight Center dan Kominfo tahun 2021 menunjukkan bahwa kelompok lanjut usia berusia 55 sampai 70 tahun tercatat hanya 3,6 persen menggunakan internet.
"Kelompok lanjut usia jarang tersentuh sosialisasi penggunaan internet karena dianggap usia yang sudah tidak produktif lagi," kata dia.
Dia berharap semua lapisan masyarakat dan pemerintah daerah mendukung penuh program Mafindo agar berjalan dengan aman dan lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023