Pangkalpinang (Antara Babel) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan 12,5 juta penerima bantuan siswa miskin (BSM) untuk menekan angka putus sekolah sebagai kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 2013.


"Tahun ini, sasaran penerima BSM ditambah menjadi 12,5 juta orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 5,9 juta siswa miskin," kata Staf Khusus Mendikbud bidang Komunikasi dan Media, Sukemi, di Pangkalpinang, Sabtu.


Ia menjelaskan rencana kenaikan harga BBM pada bulan ini, tentu akan meningkatkan biaya hidup masyarakat seiring harga berbagai kebutuhan pokok dan barang yang akan naik juga.


"Untuk meringankan beban masyarakat miskin untuk menyekolahkan anaknya, kami juga menambah nilai rupiah BSM tersebut," ujarnya.


Ia mengatakan nilai rupiah BSM untuk siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan sederajat akan naik dari Rp360.000 menjadi Rp450.000. Beasiswa SMP dan sederajat naik dari Rp550.000 menjadi Rp750.000, lalu beasiswa SMA dan sederajat naik dari Rp780.000 menjadi Rp1 juta.


"Bantuan untuk siswa miskin yang selama ini menjaring 10 persen penduduk termiskin akan ditingkatkan cakupannya menjadi 29 persen penduduk termiskin di Indonesia," ujarnya.


Menurut dia, BSM ini untuk membantu biaya individual siswa miskin yang disalurkan secara langsung dari kementerian kepada sasaran penerima.


"Pendidikan siswa miskin ini juga dibantu melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan hanya untuk memenuhi kebutuhan operasional siswa dalam menuntut ilmu di sekolah," ujarnya.


Ia berharap dengan adanya penambahan jumlah sasaran dan nilai rupiah BSM ini tidak ada lagi siswa miskin yang putus sekolah.


"Kami berharap siswa-siswi yang menerima BSM ini untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dipergunakan untuk kepentingan atau mendukung pendidikan di sekolah," ujarnya.

Pewarta: Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013