Pondok Pesantren Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menarik perhatian publik melalui unggahan salat Idul Fitri pada 2023.

Dalam video itu, terlihat barisan salat Idul Fitri di Pondok Pesantren Al-Zaytun dicampur antara pria dan wanita. Padahal, dalam ajaran agama Islam, perempuan dan laki-laki harus shalat di barisan berbeda.

Dugaan adanya penyimpangan ajaran agama Islam ini, kemudian memunculkan sejumlah unjuk rasa di sekitar pondok pesantren yang dibangun sejak 1996 tersebut.

Salah satu aksi demo yang berlangsung di Al-Zaytun, bahkan diklaim memakan hingga 5.000 korban.  

"BREAKING NEWS 5.000 ORANG TERLUKA PARAH BENTROK POLISI & MASSA DI AL ZAYTUN RICUH," demikian isi narasi yang diedarkan di Facebook pada 20 Juni 2023.

Namun, benarkah demo di Al-Zaytun memakan korban hingga 5.000 orang?
 
Tangkapan layar berisi narasi hoaks yang menyatakan demo di Al-Zaytun memakan korban 5.000 orang (Facebook)


Penjelasan:
Berdasarkan pencarian informasi, aksi unjuk rasa di Al- Zaytun memang sempat terjadi pada 15 Juni dan 22 Juni 2023. 

Walau demikian, demo tersebut sama sekali tidak memakan korban, sebagaimana disampaikan Kapolres Indramayu AKBP Fahri Siregar dalam berita ANTARA.

Menurut Fahri, beberapa pendemo dari Forum Solidaritas Dharma Ayu yang menggelar aksi di depan Pondok Pesantren Al-Zaytun pada 22 Juni 2023, sempat memaksa masuk ke depan gerbang yang sudah dijaga oleh para petugas.

Namun, setelah diamankan tidak ditemukan unsur pidana, sehingga langsung dikembalikan ke pada rombongan.

Dari hasil penelusuran, tidak ditemukan pula kabar valid dan resmi yang membenarkan adanya 5.000 korban kericuhan dari aksi unjuk rasa di Ponpes Al-Zaytun, sehingga informasi yang dibagikan di Facebook itu masuk kategori hoaks.

Klaim: Demo Al-Zaytun memakan korban hingga 5.000 orang
Rating: Hoaks

Pewarta: Tim JACX

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023