Ombudsman RI menyatakan bahwa pihaknya mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI untuk mengatasi naiknya harga bawang putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

"Yang kami lihat, ada peningkatan pada harga bawang putih. Oleh karena itu, harapannya pak Menteri Perdagangan coba datang ke pasar, selesaikan persoalan tingginya harga bawang putih di Kepulauan Babel ini," kata Pimpinan Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika usai melakukan kunjungan ke Pasar Pagi Pangkalpinang, Selasa. 

Ia mengatakan kenaikan harga bawang putih di Babel, ada kaitannya dengan pemberian izin impor, dan terkait pengaduan permasalahan izin impor bawang putih, sudah banyak diterima oleh Ombudsman RI.

"Mungkin ini erat kaitannya dengan masalah pemberian izin impor, yang sekarang banyak diadukan oleh para importir. Kalau memang benar persoalannya karena izin impor, coba tata kelolanya diperbaiki agar berkeadilan. Karena semua pelaku usaha, tentunya berhak mendapatkan pelayanan import ini," katanya. 

Ia menyampaikan bahwa kenaikan harga beberapa komoditas, seperti beras, minyak dan komoditas lainnya masih dalam batas wajar. Kenaikan beberapa komoditas tersebut karena ada kenaikan dari daerah sentra barang.

Ia menjelaskan terkait pemantauan harga seperti beras, minyak, ketersediaannya relatif ada, dan harga tidak terlalu meningkat signifikan. Kenaikan sejumlah komoditas itu bukan karena pemanfaatan situasi Hari Raya, tapi memang harga dari supply chain juga naik. 

"Selebihnya ya normal-normal saja. Dan tadi juga saya sempat berkomunikasi dengan Tim Satgas Pangan, tolong dipelajari kenaikan-kenaikan seperti ini, apa ada kaitannya dengan masalah ketersediaan," katanya. 

Ia mengungkapkan kenaikan harga di sejumlah komoditas, khususnya holtikultura, merupakan tantangan tersendiri bagi Babel. Sebab untuk mengatasi tantangan Babel harus rutin memantau ketersediaan komoditas, khususnya holtikultura.

"Karena kan Babel ini bukan merupakan wilayah sentra produsen holtikultura. Artinya, holtikultura di Kepulauan Babel ini, dipasok dari daerah lain, yang tentunya rentan terhadap kenaikan harga. Kebetulan, pengendalian stok pangan di Kepulauan Babel masih terbatas di produk-produk pangan pokok, belum masuk ke holtikultura," katanya. 

"Semestinya, pemerintah harus masuk juga untuk pengadaan stok. Hal ini bertujuan, agar semua daerah di Kepulauan Babel ini, memiliki cadangan pangan pokok selain bukan beras, tapi juga komoditas-komoditas tertentu, seperti daging, ayam dan sebagainya," katanya. 

Ia menambahkan agar masyarakat tidak menanggapi fenomena kenaikan harga sejumlah komoditas secara reaktif, khususnya pada momen menjelang Hari Raya Idul Adha.

Menurut dia masyarakat harus bereaksi jika harga masih mengalami kenaikan, saat momen Hari Raya Idul Adha usai.

"Tadi pas saya cek, harga ayam ada kenaikan sekitar Rp 3000-Rp 4000. Tapi naiknya masih dalam batas wajar, karena tak lama lagi akan Hari Raya Idul Adha. Kalaupun ada kenaikan, jangan terlalu ditanggapi secara reaktif. Yang harus ditanggapi secara reaktif itu, dikala misalnya setelah momen ini berakhir, harga barang masih naik," katanya. 

"Di momen Idul Adha ini, semua ingin happy. Tukang kebersihan dan keluarganya ingin happy, para pedagang dan keluarganya juga kan ingin happy, jadi kita manfaatkan momen Idul Adha ini, untuk memberikan keberkahan bagi kita semua. Yang terpenting ketersediaan barangnya aman," tutupnya.

Pewarta: Chandrika Purnama Dewi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023