Presiden Joko Widodo mengungkapkan pendapatan negara dalam RAPBN 2024 sebesar Rp2.781,3 triliun, sedangkan belanja negara Rp3.304,1 triliun atau defisit 2,2 persen atau sebesar Rp522,8 triliun. “Pendapatan negara direncanakan sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan PNBP sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023 - 2024, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu.

Sementara belanja negara dialokasikan sebesar Rp3.304,1 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.446,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp857,6 triliun.

Sedangkan keseimbangan primer negatif ditargetkan sebesar Rp25,5 triliun dan didorong bergerak menuju positif. Defisit anggaran sebesar 2,2 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp522,8 triliun.

Sementara itu, ttingkat pengangguran pada 2024 juga diharapkan dapat ditekan pada kisaran 5,0 persen hingga 5,7 persen, disusul angka kemiskinan dalam rentang 6,5 persen hingga 7,5 persen.

“Rasio gini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02,” kata Jokowi.

Pada 2024, pemerintah juga menargetkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) dapat ditingkatkan masing-masing mencapai 105 sampai dengan 108 dan 107 sampai dengan 110.

Baca juga: Pidato RAPBN 2024 - Jokowi: RAPBN 2024 didesain guna percepat transformasi ekonomi

Baca juga: Pidato RAPBN 2024 - Presiden: Transfer ke daerah diarahkan beri manfaat nyata bagi publik

Baca juga: Pidato RAPBN 2024 - Presiden: Peningkatan PNBP melalui perbaikan perencanaan dan inovasi

Pewarta: Sinta Ambarwati

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023