Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan penyelarasan konsep bisnis komoditas lada agar mampu meningkatkan akses pemasaran di pasar internasional.
"Kami mengundang para pelaku usaha perkebunan ini agar mampu memberikan solusi pada program hilirisasi komoditas lada, termasuk informasi mengenai ekspor tanaman rempah tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel Edi Romdoni di Pangkalpinang, Jumat.
Menurut dia, pertemuan antara para pelaku usaha bidang perkebunan bersama pemerintah daerah tersebut penting dilaksanakan agar terjadi kecocokan pandangan dalam pengembangan bisnis komoditas unggulan Babel tersebut.
Ia mengatakan pertemuan peningkatan akses pasar internasional dan pencocokan konsep bisnis bagi pelaku usaha komoditi lada ini dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap potensi sumber daya perkebunan yang ada di Babel.
"Kita coba memfasilitasi pertemuan ini untuk bersama-sama mencari informasi terkait ekspor dari pelaku bisnis Kementerian Perdagangan yang punya kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan," katanya.
Menurut Edi kebun lada di Babel masih cukup luas dan lokasinya juga banyak serta tersebar masif di enam kabupaten, hanya saja luas lahan yang ada saat ini sedikit berkurang karena banyak petani lada yang beralih ke komoditi lain termasuk kelapa sawit.
"Kita tidak bisa melarang orang yang mau bertanam sawit demi meningkatkan pendapatan. Untuk luas kebun lada di Babel saat ini masih tersedia sekitar 46 ribu hektare, ini artinya masih banyak yang menanam lada," katanya.
Daerah penghasil utama lada di Babel adalah Kabupaten Bangka Selatan, sedangkan kawasan penyangga Kabupaten Belitung dan Bangka Barat.
Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait terus berupaya melakukan terobosan untuk membangkitkan kejayaan lada putih Bangka, salah satunya dengan cara mencari peluang pasar di luar negeri.
"Kemudian juga melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi. Memang perlu upaya berbagai pihak baik pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun pihak swasta agar dapat mewujudkan merk dagang "Muntok white pepper" terus berjaya," ujarnya.
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan Farid Amir mengatakan kinerja ekspor lada putih Indonesia pada 2022 menurun 15,89 persen dibandingkan tahun 2021. Sementara untuk kinerja ekspor lada putih Indonesia pada Januari hingga Juni 2023 mencapai 34,54 juta dolar AS atau turun 30,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kami mengundang para pelaku usaha perkebunan ini agar mampu memberikan solusi pada program hilirisasi komoditas lada, termasuk informasi mengenai ekspor tanaman rempah tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel Edi Romdoni di Pangkalpinang, Jumat.
Menurut dia, pertemuan antara para pelaku usaha bidang perkebunan bersama pemerintah daerah tersebut penting dilaksanakan agar terjadi kecocokan pandangan dalam pengembangan bisnis komoditas unggulan Babel tersebut.
Ia mengatakan pertemuan peningkatan akses pasar internasional dan pencocokan konsep bisnis bagi pelaku usaha komoditi lada ini dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap potensi sumber daya perkebunan yang ada di Babel.
"Kita coba memfasilitasi pertemuan ini untuk bersama-sama mencari informasi terkait ekspor dari pelaku bisnis Kementerian Perdagangan yang punya kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan," katanya.
Menurut Edi kebun lada di Babel masih cukup luas dan lokasinya juga banyak serta tersebar masif di enam kabupaten, hanya saja luas lahan yang ada saat ini sedikit berkurang karena banyak petani lada yang beralih ke komoditi lain termasuk kelapa sawit.
"Kita tidak bisa melarang orang yang mau bertanam sawit demi meningkatkan pendapatan. Untuk luas kebun lada di Babel saat ini masih tersedia sekitar 46 ribu hektare, ini artinya masih banyak yang menanam lada," katanya.
Daerah penghasil utama lada di Babel adalah Kabupaten Bangka Selatan, sedangkan kawasan penyangga Kabupaten Belitung dan Bangka Barat.
Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait terus berupaya melakukan terobosan untuk membangkitkan kejayaan lada putih Bangka, salah satunya dengan cara mencari peluang pasar di luar negeri.
"Kemudian juga melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi. Memang perlu upaya berbagai pihak baik pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun pihak swasta agar dapat mewujudkan merk dagang "Muntok white pepper" terus berjaya," ujarnya.
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan Farid Amir mengatakan kinerja ekspor lada putih Indonesia pada 2022 menurun 15,89 persen dibandingkan tahun 2021. Sementara untuk kinerja ekspor lada putih Indonesia pada Januari hingga Juni 2023 mencapai 34,54 juta dolar AS atau turun 30,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023