Kementerian Pertanian Republik Indonesia melakukan gerakan penanganan dampak el nino di 100 kabupaten pada 10 provinsi di Indonesia, guna mendukung program ketahanan pangan di tengah krisis pangan yang sedang melanda dunia.
 
"Gerakan ini dilakukan di 500.000 hektare tersebar di 100 kabupaten di Indonesia," kata Inspektorat Jenderal Kementan Jan Samuel Maringka di Pangkalpinang, Rabu (27/9).

Ia mengatakan Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo telah mencanangkan gerakan nasional penanganan dampak el nino pada 10 provinsi di 100 kabupaten dengan menyediakan sumber pengairan, distribusi benih, pupuk, gerakan tanam padi dan holtikultura.

Baca juga: Penguatan sinergitas dan kolaborasi pengawasan kunci wujudkan ketahanan pangan

Selain itu, gerakan penanganan kekeringan, gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), pengawasan asuransi, pembiayaan dan penanganan panen serta pasca panen guna menjaga ketahanan daerah di tengah tantangan pertanian di Indonesia.

"Saat ini situasi dunia tidak sedang baik-baik saja, berbagai tantangan seperti gangguan pangan akibat cuaca ekstrim yang menimbulkan kekeringan yang dihadapi berbagai negara," ujarnya.

Ia menyatakan saat ini tantangan pertanian di Indonesia yaitu adanya ancaman perubahan iklim el nino, alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.

Selain itu, mayoritas petani Indonesia adalah petani lahan kurang dari 0,4 hektare (gurem), mayoritas petani berusia tua atau di atas 45 tahun dan kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian.

"Kami mendorong pemerintah desa untuk membentuk embung-embung, agar jika terjadi kekeringan maka ada ketersediaan air untuk pertanian ini," katanya.

Baca juga: Irjen Kementan: Pemdes alokasikan dana desa bangun embung

Baca juga: Kementan meminta Pemda Babel kendalikan alih fungsi lahan pertanian

Pewarta: Aprionis

Editor : Joko Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023