Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Jumat bertemu dengan Raja Yordania Abdullah di Amman, yang menjadi perhentian kedua dari tur Timur Tengahnya paling penting saat Israel bersiap untuk serangan darat besar-besaran di Gaza.
Israel telah menuntut agar warga di Kota Gaza mengevakuasi diri mereka ke selatan Jalur Gaza.
Tuntutan itu, yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mungkin dilaksanakan "tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk", muncul sehari setelah Blinken mengunjungi Israel dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai konflik tersebut.
Presiden AS Joe Biden mengirim menlunya ke wilayah tersebut, yang mengalami eskalasi paling serius selama bertahun-tahun, menyusul serangan militan Hamas Palestina yang mengamuk di kota-kota Israel dan menewaskan 1.200 warga Israel.
Blinken telah memperluas perjalanannya dari Israel dan Yordania hingga mencakup seluruh negara Teluk Arab dan Mesir, menjadikannya tur terbesarnya di kawasan tersebut sejak menjabat sebagai Menlu AS pada Januari 2021.
Pada Jumat saja, Menlu AS akan mengunjungi tiga negara lagi: Qatar, Bahrain dan Arab Saudi, di mana ia akan bermalam. Sebelum berangkat ke Doha, ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Amman.
"Dalam setiap pertemuan, kami akan terus menekan negara-negara untuk membantu mencegah penyebaran konflik, dan menggunakan pengaruh mereka terhadap Hamas untuk segera dan tanpa syarat membebaskan para sandera," kata Blinken dalam konferensi pers di Tel Aviv.
"Kami juga akan membahas bagaimana kami dapat terus mewujudkan visi afirmatif kami untuk wilayah yang lebih damai, lebih sejahtera, lebih aman, dan lebih terintegrasi. Faktanya, itulah pilihannya, dan dalam beberapa hal pilihan tersebut menjadi lebih jelas lagi dengan tindakan Hamas pada Sabtu," lanjutnya.
Washington mengatakan sedikitnya 25 orang Amerika tewas dalam serangan Hamas dan diyakini lebih banyak lagi di antara sejumlah sandera yang dibawa ke Gaza.
Wakil Utusan Khusus AS untuk Urusan Penyanderaan Steve Gillen melakukan perjalanan bersama Blinken ke Israel dan akan tinggal di sana untuk mendukung upaya pembebasan mereka.
Gaza semakin dekat dengan bencana kemanusiaan pada Kamis ketika jumlah korban tewas meningkat dan persediaan penting semakin menipis setelah Israel mengepung daerah tersebut.
Israel mengatakan tidak akan ada jeda kemanusiaan sampai semua sandera dibebaskan.
Namun, invasi darat ke Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang dan kini dikepung oleh Israel, menimbulkan risiko serius karena Hamas menyandera sejumlah sandera dalam serangan tersebut.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
Israel telah menuntut agar warga di Kota Gaza mengevakuasi diri mereka ke selatan Jalur Gaza.
Tuntutan itu, yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mungkin dilaksanakan "tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk", muncul sehari setelah Blinken mengunjungi Israel dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai konflik tersebut.
Presiden AS Joe Biden mengirim menlunya ke wilayah tersebut, yang mengalami eskalasi paling serius selama bertahun-tahun, menyusul serangan militan Hamas Palestina yang mengamuk di kota-kota Israel dan menewaskan 1.200 warga Israel.
Blinken telah memperluas perjalanannya dari Israel dan Yordania hingga mencakup seluruh negara Teluk Arab dan Mesir, menjadikannya tur terbesarnya di kawasan tersebut sejak menjabat sebagai Menlu AS pada Januari 2021.
Pada Jumat saja, Menlu AS akan mengunjungi tiga negara lagi: Qatar, Bahrain dan Arab Saudi, di mana ia akan bermalam. Sebelum berangkat ke Doha, ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Amman.
"Dalam setiap pertemuan, kami akan terus menekan negara-negara untuk membantu mencegah penyebaran konflik, dan menggunakan pengaruh mereka terhadap Hamas untuk segera dan tanpa syarat membebaskan para sandera," kata Blinken dalam konferensi pers di Tel Aviv.
"Kami juga akan membahas bagaimana kami dapat terus mewujudkan visi afirmatif kami untuk wilayah yang lebih damai, lebih sejahtera, lebih aman, dan lebih terintegrasi. Faktanya, itulah pilihannya, dan dalam beberapa hal pilihan tersebut menjadi lebih jelas lagi dengan tindakan Hamas pada Sabtu," lanjutnya.
Washington mengatakan sedikitnya 25 orang Amerika tewas dalam serangan Hamas dan diyakini lebih banyak lagi di antara sejumlah sandera yang dibawa ke Gaza.
Wakil Utusan Khusus AS untuk Urusan Penyanderaan Steve Gillen melakukan perjalanan bersama Blinken ke Israel dan akan tinggal di sana untuk mendukung upaya pembebasan mereka.
Gaza semakin dekat dengan bencana kemanusiaan pada Kamis ketika jumlah korban tewas meningkat dan persediaan penting semakin menipis setelah Israel mengepung daerah tersebut.
Israel mengatakan tidak akan ada jeda kemanusiaan sampai semua sandera dibebaskan.
Namun, invasi darat ke Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang dan kini dikepung oleh Israel, menimbulkan risiko serius karena Hamas menyandera sejumlah sandera dalam serangan tersebut.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023