Pangkalpinang, (ANTARA Babel) - Salah satu kekuatan kesenian barongsai Bangka Belitung adalah memadukan budaya Melayu dan China, kata pembimbing sekaligus pelatih kelompok kesenian barongsai Chung Yi, Candra.

"Dalam beberapa pertunjukan kami memadukan unsur tradisi Melayu dan China misalnya penambahan pemakaian alat musik seperti dambus atau penambahan gerakan-gerakan," kata Candra di Pangkalpinang, Sabtu.

Candra mengatakan, kehidupan multikultur di Bangka Belitung sangat kondusif untuk pertumbuhan kesenian Barongsai.

"Barongsai adalah salah satu kesenian yang dinamis, lebih kaya budaya yang mempengaruhi, maka akan semakin baik," kata pelatih grup seni "Chung Yi" yang bermakna keakraban sosial.

Candra mengatakan, kelompok Barongsai yang dilatihnya, selain mayoritas diikuti oleh anak-anak muda beretnis keturunan China, beberapa anak Melayu yang ikut berlatih.

"Etnis apa saja tidak masalah untuk belajar Barongsai di tempat kami, asal mau bekerja keras karena Barongsai sangat mengandalkan kelincahan fisik," kata dia.

Untuk bisa melakukan atraksi Barongsai di  Babel, kata Candra, seseorang harus terlebih dahulu menguasai Kung Fu.

"Yang paling utama adalah bisa kuda-kuda, kalau itu sudah mahir maka bisa belajar yang lain," kata dia.

Grup seni tradisi Barongsai Chung Yi yang berpusat di Sungailiat, Kabupaten Bangka, merupakan alah satu contoh kepedulian anak-anak muda Bangka Belitung dalam melestarikan kesenian tradisi.

"Kami berharap, suatu saat kesenian asal Bangka Belitung bisa berkembang pesat seperti kesenian-kesenian di daerah lain," kata dia.
(T.I027/)

Pewarta:

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012