Koba, Babel (Antaranews Babel) - Warga etnis Tionghoa di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus menjaga tradisi "barongsai ampao" sebagai pelengkap kemeriahan perayaan Imlek 2570.
"Atraksi barongsai ini menjadi suguhan wajib setiap perayaan Imlek dan sudah menjadi tradisi temurun bagi warga keturunan," kata Jony, seorang warga Koba, Rabu.
Ia menjelaskan, pertunjukan barongsai tersebut biasanya disuguhkan pada puncak perayaan Imlek baik di satu titik lokasi maupun dari rumah ke rumah warga keturunan (barongsai ampao).
"Para pemain barongsai menyambangi setiap rumah warga Tionghoa dan pemilik rumah sudah siap menyambut atraksi mereka dengan meletakkan ampao berisikan uang di pintu rumah atau diberikan langsung," ujarnya.
Ia mengatakan, tradisi barongsai ini terus dilestarikan karena bagi warga keturunan tradisi barongsai merupakan tradisi buang sial dan pengusir roh jahat.
"Biasanya pemain barongsai beratraksi ala kungfu di depan rumah warga dan kemudian berlalu setelah mengambil ampao. Mereka menyambangi seluruh rumah warga keturunan," ujarnya.
Sementara Haris, seorang warga Melayu mengaku tradisi atraksi barongsai yang disuguhkan warga Tionghoa di hari Imlek juga menjadi hiburan bagi warga Melayu.
"Atraksi itu tidak hanya dinikmati warga keturunan saja, tetapi juga warga Melayu yang selama ini sudah ratusan tahun hidup berdampingan," ujarnya.
Ia mengatakan, toleransi hidup beragama di daerah ini cukup tinggi dan itu terbukti ketika warga Tionghoa merayakan Imlek ternyata warga Melayu tidak pernah risih dan bahkan turut menikmati kemeriahan Imlek.
"Kami sudah lama hidup berdampingan, tidak pernah saling berselisih dan gaduh dengan urusan etnis," ujarnya.