Sungailiat (ANTARA) - Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban dari luar pulau ke daerah itu guna memastikan hewan benar-benar sehat.
"Pengetatan pengawasan hewan kurban penting kami lakukan supaya daging yang dikonsumsi masyarakat dipastikan aman," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispanpertan) Kabupaten Bangka Krisnaningsih di Sungailiat, Jumat.
Pengawasan kesehatan, kata dia dilakukan pada saat satu hari sebelum proses pemotongan dan satu hari setelah pemotongan terkait Hari Raya Idul Adha atau Lebaran Haji yang diperkirakan jatuh pada 6 Juni 2025.
"Bahkan saat saat pemotongan hewan kurban terutama sapi, akan diterjunkan tim kesehatan hewan untuk memerikan organ sapi seperti, paru-paru, jantung, limpa dan yang lain," katanya.
Tim pengawas nantinya datang ke pengumpul hewan untuk memeriksa kesehatan termasuk juga di kandang kambing.
"Jika ditemukan baik sapi atau kambing yang sakit, disarankan untuk sementara tidak dipotong dan harus dilakukan pengobatan," ujarnya.
Krisnaningsih mengakui bahwa meskipun semua hewan kurban sebelum dipasok ke Bangka terlebih dahulu sudah melalui pemeriksaan kesehatan atau karantina tetapi periksaan kesehatan di lokasi tujuan juga harus dilakukan.
Tercatat estimasi kebutuhan hewan kurban di sana pada 2025 mencapai 1.229 ekor sapi.
Kebutuhan itu meliputi di Kecamatan Sungailiat membutuhkan sebanyak 273 ekor, Pemali 171 ekor, Merawang 305 ekor, Mendo Barat 167 ekor, Bakam 28 ekor, Puding Besar 60 ekor, Riau Silip satu ekor dan di Kecamatan Belinyu mencapai 224 ekor sapi kurban.
Jumlah kebutuhan sapi kurban tahun 2025 mengalami peningkatan ketimbang 2024 yang hanya 1.144 ekor sapi
Menurut dia bahwa ribuan ekor sapi yang diperuntukkan hewan kurban oleh masyarakat di Bangka merupakan sapi yang sengaja didatangkan dari luar pulau Bangka seperti, Lampung, Jawa dan daerah lain.