Pangkalpinang (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Muchtar Motong mengomentari rencana penutupan operasional buka tutup Jembatan Emas yang dikenal sebagai jembatan bascule, oleh Gubernur Babel, Hidayat Arsani beberapa waktu lalu.
"Gubernur butuh pengkajian yang mendalam sebelum mengambil keputusan buka tutup jembatan emas itu karena hadirnya jembatan itu ada alasan, maksud dan tujuannya untuk kemajuan Babel sebagai Provinsi Kepulauan di Indonesia," katanya kepada media di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan jembatan emas adalah salah satu ikonik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sebagai salah satu Provinsi Kepulauan di Indonesia yang lahir di zaman Gubernur almarhum Eko Maulana Ali.
Awal pembangunannya banyak sekali perdebatan dan pro-kontra pada saat itu. Akan tetapi pada akhirnya tetap terbangun dan tentu bukan tanpa alasan, ada maksud tujuannya.
Beberapa tujuan di bangunnya jembatan itu untuk mencitrakan dan menumbuhkembangkan Babel sebagai tujuan wisata dan menghidupkan poros wisata lintas timur sampai ke Belinyu.
Selain itu jembatan tersebut menjadi salah satu jembatan ikonik di dunia, di Indonesia hanya Provinsi Kepulauan Babel yang memiliki jembatan buka tutup atau bascule ini setelah negara Inggris.
Alasan lainnya yakni ada nilai ekonomis di perjalanan dari kabupaten Bangka menuju Pangkalpinang kurang lebih 20 km lebih cepat dan dapat mengurangi kemacetan dari perjalanan poros Semabung menuju perkantoran gubernur Babel, bandara Depati Amir dan kawasan pemukiman Air Itam.
"Jika memang Pemprov tidak mampu membiayai operasional jembatan tersebut yang hanya Rp1,8 milyar pertahun, kita dapat mencoba untuk menyerahkan pengelolaannya atau kepemilikannya kepada pemerintah pusat karena jalan lintas timur itu masuk jalan nasional," terangnya.
Muchtar berharap Gubernur Babel Hidayat Arsani dapat melakukan pengkajian mendalam sebelum mengambil keputusan terkait operasional dan perawatan jembatan bascule ini.
"Hingga saat ini Beliau Gubernur belum ada meminta pendapat kita, namun saya harap mereka dapat mengkaji dulu sebelum mengambil keputusan, apa dampak dan akibatnya untuk masyarakat Babel," tutup Muchtar.