Jakarta (Antara Babel) - Turbulensi udara menjadi salah satu hal
yang harus diwaspadai para penerbang karena belum ada instrumen
penerbangan yang bisa mendeteksi potensi kehadiran, bahkan kehadirannya
secara persis.
Kali ini, masyarakat
kedirgantaraan dunia membicarakan turbulensi udara yang dihadapi dua
pesawat terbang lorong ganda besar, dari dua maskapai penerbangan
berbeda yang terjadi di lokasi dan waktu berbeda dan selisih hanya
sehari saja.
Yang pertama adalah pesawat
Airbus A380 Malaysia Airlines dengan nomor registrasi 9M-MNF dalam
penerbangan London Heathrow (LHR/EGLL) menuju Kuala Lumpur (KUL/WMKK)
dengan nomor penerbangan MH1.
Dilaporkan bahwa
378 penumpang terkena turbulensi berat di atas Teluk Bengal sekitar
pukul 0800UTC pada 5 Juni 2016 setelah A380 itu lepas landas dari London
Heathrow pada 4 Juni lalu.
Dari turbulensi
yang mengakibatkan sebagian laci atas dalam kabin terbuka sehingga
barang dan koper di dalamnya berserakan ke bawah pun rak-rak alumunium
di dapur bergeletakan, dilaporkan terdapat beberapa korban luka.
Mereka
adalah antara empat hingga 34 pemakai jasa penerbangan dan enam awak
kabin yang cidera, walau tidak dijelaskan jenis-jenis cideranya,
sebagaimana diutarakan www.airlive.net. Dari foto-foto yang beredar
tentang insiden penerbangan itu, guncangan keras digambarkan terjadi
walau tidak sampai tahap fatal.
Yang berikut
adalah pesawat terbang Airbus A330-200 dari maskapai penerbangan
Kolombia, Avianca, dengan nomor registrasi N279AV, dalam penerbangan
dari Lima, Peru (LIM/SPJC) menuju Buenos Aires, Argentina (EZE/SAEZ),
pada 4 Juni lalu.
Dilaporkan bahwa pesawat
terbang berlorong ganda buatan Airbus Industrie itu tengah menjelajah di
ketinggian 41.000 kaki dari permukaan laut, di atas Laguna Mar
Chiquita, Argentina, di atas Pegunungan Andes.
Avianca
nomor penerbangan AV965 itu terguncang sangat keras. Delapan awak
kabinnya cidera cukup serius karena saat insiden yang sangat tiba-tiba
itu terjadi, mereka tengah melayani para pemakai jasa mereka, memberi
makan siang di lorong-lorong pesawat terbang itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016