Jakarta (Antara Babel) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima minat investasi dari salah satu perusahaan Jepang di bidang desain interior dengan nilai investasi awal sebesar Rp15 miliar di Bali.

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Minggu, menyebutkan ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk mengembangkan usahanya di Bali.

Menurut dia, perusahaan berencana membangun pabrik pengolahan pohon kelapa yang nantinya akan menghasilkan furnitur dan beragam dekorasi rumah.

"Salah satu faktor pendukung karena potensi pohon kelapa dengan kualitas sangat baik di Bali cukup besar sebagai penghasil bahan baku dari industri perusahaan tersebut. Perusahaan akan mengolah pohon kelapa ini menjadi furnitur dan produk-produk untuk dekorasi rumah lainnya," katanya.

Selain faktor bahan baku yang berkualitas, jarak Bali yang relatif cukup dekat dengan Jakarta dan banyaknya wisatawan Jepang yang tinggal di Bali dalam waktu relatif cukup lama menjadi faktor pendukung lainnya.

"Di Bali cukup banyak wisatawan Jepang yang tinggal di vila-vila dalam waktu cukup lama. Ke depan, perusahaan sedang melihat Surabaya sebagai lokasi proyek lainnya karena memiliki potensi pohon kelapa yang bagus juga," imbuhnya.

Pejabat Promosi Investasi Kantor Perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi setiap minat investor Jepang yang ingin berinvestasi dan mengembangkan usahanya di Indonesia.

"Kantor kami di Tokyo siap memfasilitasi setiap minat investor Jepang yang mau berinvestasi di Indonesia. Setiap proses perizinan akan kami fasilitasi dan kawal setiap proyek," ujarnya.

Dalam kunjungan kerja pada tanggal  8 sampai dengan 10 Juni lalu, ketiga kota di Jepang, yakni Fukuoka, Nagoya, dan Tokyo, lembaga itu juga berhasil mengidentifikasi beberapa minat investasi, di antaranya sektor kelistrikan dan gas, produsen susu, serta jasa angkutan laut.

Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara BKPM dan Bank of Tokyo Mitsubishi Tokyo UFJ (BTMU) pada tahun 2007.

Berdasarkan data BKPM periode triwulan kedua 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai 1,58 miliar dolar AS terdiri atas 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang.

Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong (Tiongkok), Republik Rakyat Tiongkok, dan Belanda.

Pada tahun 2015, realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 2,87 miliar dolar AS dengan total 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.

Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika, dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.

Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016