Bagi mereka yang kesulitan tertidur, ada teknik tidur yang populer dilakukan tentara angkatan darat Amerika Serikat yang membantu mereka tertidur dalam dua menit, bahkan di lingkungan yang bising dan penuh stres.
 
Teknik tidur militer ini seperti disiarkan Medical Daily akhir November lalu, dikembangkan oleh Bud Winter, seorang pelatih lari cepat Olimpiade dan tertulis di dalam bukunya berjudul "Relax and Win: Championship Performance."
 
Langkah-langkah tertidur dengan teknik tidur militer yakni, pertama mengambil napas dalam-dalam. Berbaringlah telentang dan buat rileks setiap otot dan ambil napas dalam-dalam.
 
Kedua, buat rileks otot-otot di wajah termasuk hilangkan ketegangan pada rahang dan alis. Ketiga, kendurkan otot-otot bahu, lengan, dan tangan.
 
Keempat, setelah otot tubuh bagian atas rileks, alihkan fokus relaksasi pada otot dada, perut, dan panggul hingga ke paha, lutut, betis, pergelangan kaki, kaki, dan jari kaki.
 
Selanjutnya, jernihkan pikiran. Untuk menenangkan pikiran, seseorang bisa mencoba memvisualisasikan gambaran yang menenangkan.

Jika masih merasa terganggu, coba ulangi kalimat “jangan berpikir” selama beberapa detik.
 
Efek metode tidur militer itu mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Belum ada penelitian khusus yang membuktikan keampuhan atau manfaat teknik tersebut.
 
Namun, teknik tidur itu didasarkan pada pernapasan dalam dan relaksasi otot progresif (relaksasi otot dari atas ke bawah), yang keduanya dikaitkan dengan peningkatan kualitas tidur.
 
Sebuah studi tahun 2018 menyarankan penerapan teknik pernapasan lambat, bersama dengan teknik relaksasi, sebagai alat yang ampuh untuk memerangi insomnia.
 
Menurut profesor bidang kedokteran olahraga dari program pengobatan olahraga Fakultas Kedokteran University of Minnesota William O. Roberts, seseorang membutuhkan rata-rata 20 menit untuk tertidur.
 
Kesulitan tidur bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain stres, perubahan jadwal kerja, dan kebiasaan makan.
 
Terkadang, hal ini bisa menjadi pertanda kondisi medis seperti kecemasan, depresi, refluks asam kronis, dan penyakit Parkinson. Dalam kasus seperti ini, penting untuk berkonsultasi dengan praktisi medis.
 
Namun, jika kesulitan tidur hanya bersifat sementara, mungkin karena stres atau lingkungan baru dan seseorang bisa mencoba teknik tidur militer.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023