Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Vina Cristyn Ferani menilai Dinas Kesehatan Belitung belum efektif dalam menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu.
"Kami menilai Dinkes Belitung belum efektif menangani wabah DBD," katanya di Tanjung Pandan, Selasa.
Hal ini disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinkes Belitung dan RSUD Marsidi Judono Belitung terkait lonjakan kasus DBD di daerah itu dalam beberapa hari terakhir.
Vina berpendapat, Dinkes Belitung telah gagal dalam menanggulangi wabah DBD di daerah itu. Hal ini ditandai jumlah DBD yang mencapai 511 kasus per 18 Desember dan sembilan kasus kematian.
"Berdasarkan data kami melihat ada peningkatan kasus yang cukup besar artinya kami berkesimpulan Dinkes Belitung belum efektif dalam menangani persoalan DBD," ujarnya.
Ia menambahkan, Dinkes Belitung perlu melakukan langkah-langkah dan upaya konkret dalam menanggulangi DBD.
Meskipun, lanjut dia, masyarakat sudah banyak yang memahami bahwa DBD dapat dicegah dengan sejumlah cara seperti gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3 M Plus.
"Namun saya tetap mengapresiasi upaya promotif yang telah dilakukan oleh Dinkes Belitung dalam mencegah DBD melalui banner namun belum tentu pesannya sampai atau dibaca oleh masyarakat," katanya.
Selain itu, dirinya juga menyayangkan kegiatan survei nyamuk yang dilakukan bekerjasama dengan Universitas Indonesia dilakukan di daerah yang bukan merupakan daerah lokus kasus DBD.
"Mengapa survei jauh-jauh padahal kasus DBD yang cukup tinggi terdapat di Desa Air Saga dan Kelurahan Pangkalalang dengan jumlah kasus DBD cukup tinggi," ujarnya.
Oleh karena itu, ia juga mendorong Dinas Kesehatan Belitung untuk berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan terkait vaksin DBD, guna melindungi masyarakat dari bahaya penularan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.
"Saya minta Dinkes Belitung untuk mulai berkoordinasi soal vaksin DBD ini. Saya rasa kalau ini bisa kita laksanakan maka akan sangat baik. Saat ini memang sudah ada layanan vaksin DBD di sejumlah rumah sakit swasta meskipun berbayar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kami menilai Dinkes Belitung belum efektif menangani wabah DBD," katanya di Tanjung Pandan, Selasa.
Hal ini disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinkes Belitung dan RSUD Marsidi Judono Belitung terkait lonjakan kasus DBD di daerah itu dalam beberapa hari terakhir.
Vina berpendapat, Dinkes Belitung telah gagal dalam menanggulangi wabah DBD di daerah itu. Hal ini ditandai jumlah DBD yang mencapai 511 kasus per 18 Desember dan sembilan kasus kematian.
"Berdasarkan data kami melihat ada peningkatan kasus yang cukup besar artinya kami berkesimpulan Dinkes Belitung belum efektif dalam menangani persoalan DBD," ujarnya.
Ia menambahkan, Dinkes Belitung perlu melakukan langkah-langkah dan upaya konkret dalam menanggulangi DBD.
Meskipun, lanjut dia, masyarakat sudah banyak yang memahami bahwa DBD dapat dicegah dengan sejumlah cara seperti gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3 M Plus.
"Namun saya tetap mengapresiasi upaya promotif yang telah dilakukan oleh Dinkes Belitung dalam mencegah DBD melalui banner namun belum tentu pesannya sampai atau dibaca oleh masyarakat," katanya.
Selain itu, dirinya juga menyayangkan kegiatan survei nyamuk yang dilakukan bekerjasama dengan Universitas Indonesia dilakukan di daerah yang bukan merupakan daerah lokus kasus DBD.
"Mengapa survei jauh-jauh padahal kasus DBD yang cukup tinggi terdapat di Desa Air Saga dan Kelurahan Pangkalalang dengan jumlah kasus DBD cukup tinggi," ujarnya.
Oleh karena itu, ia juga mendorong Dinas Kesehatan Belitung untuk berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan terkait vaksin DBD, guna melindungi masyarakat dari bahaya penularan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.
"Saya minta Dinkes Belitung untuk mulai berkoordinasi soal vaksin DBD ini. Saya rasa kalau ini bisa kita laksanakan maka akan sangat baik. Saat ini memang sudah ada layanan vaksin DBD di sejumlah rumah sakit swasta meskipun berbayar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023