Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA memperkuat manajemen mata rantai pemasokan pangan di masyarakat guna menjaga stabilitas stok dan harga untuk menekan inflasi di daerah itu.

"Kita terus memperkuat manajemen rantai pasok komoditas pangan yang menyebabkan terjadinya inflasi," kata Safrizal ZA usai Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Pangkalpinang, Senin.

Ia bersyukur  inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode Desember 2023 masih berada di angka 2,65 persen atau secara umum sudah baik, namun pemerintah provinsi harus terus membenahi untuk memastikan ketersediaan barang tersedia di pasaran.

"Untuk menurunkan inflasi sampai ke ambang batas wajar, maka dibutuhkan perbaikan dari manajemen rantai pasok komoditas pangan yang ada. Dengan begitu, stok komoditas pangan seperti cabai akan terjaga," katanya. 

Selain itu, peningkatan produksi komoditas menjadi salah satu strategi dengan melakukan gerakan tanam serentak. Oleh karena itu, dirinya juga akan mengintruksikan kepada seluruh OPD untuk turut berpartisipasi dalam gerakan tanam tersebut.

"Kita terus berupaya membenahi rantai distribusi barang, karena jika jalur distribusi terlalu panjang, maka akan berpengaruh terhadap harga akhir yang diterima konsumen, sehingga inflasi Babel bisa turun hingga bisa 10 besar terendah inflasi se-Indonesia," katanya.

Mendagri Tito Karnavian pada Rapat pengendalian inflasi dilaksanakan secara mingguan itu menyampaikan berdasarkan Rilis Badan Pusat Statistik periode Desember 2023, kondisi inflasi provinsi tertinggi adalah Provinsi Maluku Utara 4,41 persen, sementara provinsi inflasi terendah adalah Provinsi Aceh 1,53 persen.

"Tolong digencarkan betul gerakan pangan murah dan bansos. Itu sangat memberikan arti terhadap daya beli masyarakat dan membuat inflasi terkendali," pesan Mendagri.

Pewarta: Aprionis

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024