Istanbul, Turki (Antara Babel) - Tiga pelaku bom bunuh diri menembak secara membabibuta sebelum meledakkan diri di bandara internasional utama Istanbul di Turki, Selasa waktu setempat, sehingga 36 orang tewas dan hampir 150 orang lainnya terluka. Perdana Menteri Turki Binali Yildiri menyatakan ISIS berada di balik serangan ini.
Para analis menyatakan model serangan teror ini persis sama dengan model serangan teror ke ibu kota Belgia, Brussels, beberapa waktu sebelumnya.
Seorang penyerang memberondong terminal keberangkatan dengan senapan otomatis sehingga para calon penumpang serentak tiarap untuk berlindung dan berusaha menjauhi situs tembakan, sebelum semua dari ketiga pembom bunuh diri itu meledakkan diri di dalam dan di sekitar aula kedatangan di sebuah lantai di bawahnya, kata para saksi mata dan pejabat seperti dikutip Reuters.
Serangan terhadap bandara paling sibuk ketiga di Eropa ini adalah salah satu serangan paling maut dalam serangkaian serangan bom bunuh diri di Turki yang tengah berjuang mengendalikan dampak perang saudara di Suriah dan menghadapi pemberontakan militan Kurdi di bagian tenggara negeri itu.
Polisi melepaskan tembakan dalam usaha menghentikan dua dari tiga penyerang beberapa saat sebelum mereka mencapai titik pemeriksaan keamanan di aula kedatangan, namun kedua orang ini keburu meledakkan diri, kata seorang pejabat Turki.
"Menjadi jelas dari insiden ini terorisme kembali menjadi ancaman global. Serangan yang menyasar orang tidak berdosa ini adalah serangan teroris yang terencana dan keji," kata Perdana Menteri Binali Yildirim kepada wartawan di bandara ini.
"Terdapat bukti awal bahwa masing-masing dari tiga pelaku bom bunuh diri meledakkan diri setelah memuntahkan tembakan," kata dia.
Dia menyatakan ketiga teroris ini tiba di bandara dengan menumpang taksi dan dari penyelidikan awal ISIS menjadi pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Mayoritas korban yang tewas adalah berkewarganegaraan Turki namun orang asing juga menjadi di antara yang tewas.
"Ada ledakan besar, luar biasa keras. Atap ambruk. Di dalam bandara sangat mengerikan, Anda tak bisa membayangkannya, kerusakannya besar," kata Ali Tekin yang berada di aula kedatangan untuk menantikan seorang tamu ketika serangan itu terjadi.
Seorang perempuan bernama Duygu yang sedang melewati pemeriksaan paspor beberapa saat setelah tiba dari Jerman, mengaku menjatuhkan diri ke lantai begitu ledakan terjadi. Beberapa saksi mata juga mengaku mendengarkan salak tembakan sebelum serangan terjadi.
"Semua orang berlari. Di mana-mana berceceran darah dan badan manusia. Saya melihat lubang karena tembakan di pintu," kata dia di luar bandara.
Hampir tujuh jam setelah serangan yang mulai sekitar pukul 9.50 malam waktu setempat (Rabu 01.50 dini hari WIB), tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan ini sama dengan serangan bom bunuh diri ISIS ke Bandara Brussels Maret silam yang menewaskan 16 orang. Serangan terkoordinasi juga menyerang sebuah stasiun metro di ibu kota Belgia itu, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Para analis menyatakan model serangan teror ini persis sama dengan model serangan teror ke ibu kota Belgia, Brussels, beberapa waktu sebelumnya.
Seorang penyerang memberondong terminal keberangkatan dengan senapan otomatis sehingga para calon penumpang serentak tiarap untuk berlindung dan berusaha menjauhi situs tembakan, sebelum semua dari ketiga pembom bunuh diri itu meledakkan diri di dalam dan di sekitar aula kedatangan di sebuah lantai di bawahnya, kata para saksi mata dan pejabat seperti dikutip Reuters.
Serangan terhadap bandara paling sibuk ketiga di Eropa ini adalah salah satu serangan paling maut dalam serangkaian serangan bom bunuh diri di Turki yang tengah berjuang mengendalikan dampak perang saudara di Suriah dan menghadapi pemberontakan militan Kurdi di bagian tenggara negeri itu.
Polisi melepaskan tembakan dalam usaha menghentikan dua dari tiga penyerang beberapa saat sebelum mereka mencapai titik pemeriksaan keamanan di aula kedatangan, namun kedua orang ini keburu meledakkan diri, kata seorang pejabat Turki.
"Menjadi jelas dari insiden ini terorisme kembali menjadi ancaman global. Serangan yang menyasar orang tidak berdosa ini adalah serangan teroris yang terencana dan keji," kata Perdana Menteri Binali Yildirim kepada wartawan di bandara ini.
"Terdapat bukti awal bahwa masing-masing dari tiga pelaku bom bunuh diri meledakkan diri setelah memuntahkan tembakan," kata dia.
Dia menyatakan ketiga teroris ini tiba di bandara dengan menumpang taksi dan dari penyelidikan awal ISIS menjadi pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Mayoritas korban yang tewas adalah berkewarganegaraan Turki namun orang asing juga menjadi di antara yang tewas.
"Ada ledakan besar, luar biasa keras. Atap ambruk. Di dalam bandara sangat mengerikan, Anda tak bisa membayangkannya, kerusakannya besar," kata Ali Tekin yang berada di aula kedatangan untuk menantikan seorang tamu ketika serangan itu terjadi.
Seorang perempuan bernama Duygu yang sedang melewati pemeriksaan paspor beberapa saat setelah tiba dari Jerman, mengaku menjatuhkan diri ke lantai begitu ledakan terjadi. Beberapa saksi mata juga mengaku mendengarkan salak tembakan sebelum serangan terjadi.
"Semua orang berlari. Di mana-mana berceceran darah dan badan manusia. Saya melihat lubang karena tembakan di pintu," kata dia di luar bandara.
Hampir tujuh jam setelah serangan yang mulai sekitar pukul 9.50 malam waktu setempat (Rabu 01.50 dini hari WIB), tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan ini sama dengan serangan bom bunuh diri ISIS ke Bandara Brussels Maret silam yang menewaskan 16 orang. Serangan terkoordinasi juga menyerang sebuah stasiun metro di ibu kota Belgia itu, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016