Jakarta (Antara Babel) - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa moratorium pengiriman batu bara ke Filipina tetap berlanjut sampai wilayah maritim di sekitar Sulawesi, Zamboanga, dan Sulu, dipastikan aman.

Terkait hal ini, Ryamizard merujuk pada latihan patroli bersama antara pasukan Indonesia dan Filipina yang baru akan dimulai pekan depan.

"Selama pasukan belum dilatih, (kapal-kapal) kita tahan dulu. Jangan menambah masalah. Setelah ditambah keamanannya baru boleh dibuka jalurnya," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Menurut menhan, kerja sama keamanan jalur perdagangan laut Indonesia-Filipina perlu ditingkatkan karena menyangkut kepentingan ekonomi kedua negara.

Batu bara merupakan komoditas ekspor Indonesia yang sangat diperlukan untuk menyokong kebutuhan listrik warga Filipina.

"Ini menyangkut masalah ekonomi juga, makin banyak kita jual batu bara ke luar, ekonomi kita semakin ada tambahan," kata Menhan Ryamizard.

Pelanggaran atas moratorium pelayaran kapal-kapal tunda yang menarik tongkang berisi batubara ekspor telah menyebabkan tujuh orang WNI anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152 disandera oleh kelompok bersenjata Filipina, pekan lalu.

Menurut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, selain melanggar larangan berlayar ke Filipina, kapal tersebut juga mengubah pilihan jalur pelayaran.

Diduga untuk menghemat waktu dan bahan bakar pelayaran sepanjang 18 mil, Tugboat Charles memotong jalur melingkar yang menghindari perairan rawan Pulau Jolo.

"Ini kami dalami terus kasusnya dan melihat perkembangannya," kata Gatot.

Tugboat Charles mengalami nahas di Laut Sulu, Filipina Selatan, 21 Juni 2016.

Saat berlayar menarik kembali tongkang Robby kembali ke Indonesia, tujuh dari 13 awaknya disandera dan diculik kelompok bersenjata setelah kapal dikejar dan dihentikan di tengah laut.

Keenam ABK yang tersisa menjalankan kapal kembali ke Indonesia. Mereka adalah mualim II Andi Wahyu, masinis IV Syahril, juru mudi Reigar Lahiwu, juru mudi Rudi Kurniawan, dan juru masak Agung E Saputra serta juru mudi Syahril.

Kelompok bersenjata Filipina menahan kapten kapal Ferry Arifin, kepala kamar mesin M Mahbrur Dahri, serta masinis pertama Edi Suryono.

Mereka kemudian menambah sandera dengan menculik mualim I Ismail, masinis ketiga M Nasir, oil man atau pembantu kamar mesin M Sofyan, serta jurumudi Robin Piter.

Pewarta: Yashinta Difa

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016