Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto menyebut saat ini Indonesia kekurangan sebanyak 140.000 dokter sehingga akses kesehatan kurang merata.
“Kita kekurangan 140.000 dokter dan itu akan segera kita atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia, dari 92 dan kita akan membangun 300 fakultas kedokteran dan mengirim 10 ribu anak-anak pinter dan kita kirim beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran dan 10.000 lagi untuk belajar science, teknologi dan fisika,” kata Prabowo Subianto dalam debat kelima yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Ahad.
Benarkah klaim tersebut?
Penjelasan:
Menurut Associate Professor, Data Science Program Monash University Indonesia, Derry Wijaya memang benar bahwa Indonesia masih menghadapi kekurangan dokter, dan termasuk juga spesialis medis. Namun jumlahnya bukan 140 ribu.
"Indonesia pada 2023 mempunyai 214.878 dokter. Menurut WHO, diperlukan 1 dokter per 1000 orang. Maka dari itu, Indonesia membutuhkan 273.800 dokter. Berarti masih kurang 88,681 dokter dari jumlah dokter yang tersedia (general practice dan spesialis)," kata dia.
Untuk dokter spesialis sendiri, pada 2023, terdapat 51.949 spesialis medis yang tersedia, namun rasio targetnya adalah 0,28:1.000 yang menunjukkan kekurangan sekitar 30.000 spesialis medis. Kekurangan ini merupakan tantangan signifikan bagi sistem kesehatan negara.
Selama tahun 2014 hingga 2019, rasio dokter Indonesia juga terendah ketiga di ASEAN, diatas Kamboja dan Laos.
Namun, menurut Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Dina Listiorini, yang harus lebih diperhatikan bukan hanya jumlah dokter tapi juga pemerataan. Masih banyak dokter yang terpusat di Jawa dan masih kurang di daerah Indonesia timur. Hal ini berdampak pada perkembangan industri kesehatan dan berdampak pada produksi obat. Contohnya di Indonesia Timur, di Papua ada persoalan terkait kelangkaan dokter dan obat sehingga pasien meninggal.
KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama Pilpres 2024 pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, debat ketiga 7 Januari 2024, dan debat keempat pada 21 Januari 2024, KPU menggelar debat kelima di Balai Sidang Jakarta.
Debat pamungkas Pilpres 2024 sekaligus menjadi debat ketiga yang mempertemukan para capres dan KPU menyelenggarakannya dengan tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia.
Baca juga: Cek fakta, Ganjar klaim buruh tuntut revisi UU Ciptaker
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
“Kita kekurangan 140.000 dokter dan itu akan segera kita atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia, dari 92 dan kita akan membangun 300 fakultas kedokteran dan mengirim 10 ribu anak-anak pinter dan kita kirim beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran dan 10.000 lagi untuk belajar science, teknologi dan fisika,” kata Prabowo Subianto dalam debat kelima yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Ahad.
Benarkah klaim tersebut?
Penjelasan:
Menurut Associate Professor, Data Science Program Monash University Indonesia, Derry Wijaya memang benar bahwa Indonesia masih menghadapi kekurangan dokter, dan termasuk juga spesialis medis. Namun jumlahnya bukan 140 ribu.
"Indonesia pada 2023 mempunyai 214.878 dokter. Menurut WHO, diperlukan 1 dokter per 1000 orang. Maka dari itu, Indonesia membutuhkan 273.800 dokter. Berarti masih kurang 88,681 dokter dari jumlah dokter yang tersedia (general practice dan spesialis)," kata dia.
Untuk dokter spesialis sendiri, pada 2023, terdapat 51.949 spesialis medis yang tersedia, namun rasio targetnya adalah 0,28:1.000 yang menunjukkan kekurangan sekitar 30.000 spesialis medis. Kekurangan ini merupakan tantangan signifikan bagi sistem kesehatan negara.
Selama tahun 2014 hingga 2019, rasio dokter Indonesia juga terendah ketiga di ASEAN, diatas Kamboja dan Laos.
Namun, menurut Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Dina Listiorini, yang harus lebih diperhatikan bukan hanya jumlah dokter tapi juga pemerataan. Masih banyak dokter yang terpusat di Jawa dan masih kurang di daerah Indonesia timur. Hal ini berdampak pada perkembangan industri kesehatan dan berdampak pada produksi obat. Contohnya di Indonesia Timur, di Papua ada persoalan terkait kelangkaan dokter dan obat sehingga pasien meninggal.
KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama Pilpres 2024 pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, debat ketiga 7 Januari 2024, dan debat keempat pada 21 Januari 2024, KPU menggelar debat kelima di Balai Sidang Jakarta.
Debat pamungkas Pilpres 2024 sekaligus menjadi debat ketiga yang mempertemukan para capres dan KPU menyelenggarakannya dengan tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia.
Baca juga: Cek fakta, Ganjar klaim buruh tuntut revisi UU Ciptaker
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024