Dokter spesialis telinga hidung dan tenggorok bedah kepala leher dr. Fikry Hamdan Yasin, Sp.THTBKL, Subsp.oto (K) membantah air saringan bawang putih bisa mengobati congek karena seharusnya air dicegah masuk ke telinga.
"Apapun kalau sudah keluar cairan dari telinga itu, air apapun diusahakan jangan masuk ke telinga. (Air) malah dapat menimbulkan munculnya kembali congek," kata dia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia Jakarta Raya itu dalam seminar daring di Jakarta, Kamis.
Fikry menjelaskan congek atau otitis media supuratif kronik merupakan gangguan pendengaran pada telinga tengah yang menyebabkan pecahnya gendang telinga sehingga cairan dari telinga keluar secara terus menerus selama lebih dari dua bulan.
Cairan ini, imbuh dia, biasanya berbau amis, kental dan saat keluar kadang disertai nyeri pada telinga.
"Biasanya terkumpulnya cairan di balik gendang telinga yang isinya sudah bakteri dan menekan gendang telinga, yang tadinya dia cekung menjadi cembung, akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan," jelasnya.
Menurut Fikry, telinga yang dimasuki air berulang dan peradangan telinga yang tidak ditangani secara tuntas juga bisa menjadi penyebab terjadinya congek. Ini sekaligus membantah anggapan sebagian orang bahwa penyebab congek atau gendang telinga pecah yakni kotoran telinga yang menumpuk.
"Kotoran telinga yang menumpuk itu tidak mempengaruhi gendang telinga, karena kalau kita angkat saja kotorannya, sudah selesai masalahnya," ujar dia.
Dia melanjutkan, congek yang tidak kunjung diobati bisa menyebabkan terjadinya komplikasi di belakang telinga hingga penurunan pendengarannya menetap yang juga terkadang disertai pusing berputar karena sistem keseimbangan di telinga dalam sudah terganggu.
Sementara itu, berdasar data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2021, tercatat lebih dari lima persen populasi di dunia mengalami gangguan pendengaran, salah satunya otitis media atau peradangan pada telinga akibat infeksi virus atau bakteri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Apapun kalau sudah keluar cairan dari telinga itu, air apapun diusahakan jangan masuk ke telinga. (Air) malah dapat menimbulkan munculnya kembali congek," kata dia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia Jakarta Raya itu dalam seminar daring di Jakarta, Kamis.
Fikry menjelaskan congek atau otitis media supuratif kronik merupakan gangguan pendengaran pada telinga tengah yang menyebabkan pecahnya gendang telinga sehingga cairan dari telinga keluar secara terus menerus selama lebih dari dua bulan.
Cairan ini, imbuh dia, biasanya berbau amis, kental dan saat keluar kadang disertai nyeri pada telinga.
"Biasanya terkumpulnya cairan di balik gendang telinga yang isinya sudah bakteri dan menekan gendang telinga, yang tadinya dia cekung menjadi cembung, akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan," jelasnya.
Menurut Fikry, telinga yang dimasuki air berulang dan peradangan telinga yang tidak ditangani secara tuntas juga bisa menjadi penyebab terjadinya congek. Ini sekaligus membantah anggapan sebagian orang bahwa penyebab congek atau gendang telinga pecah yakni kotoran telinga yang menumpuk.
"Kotoran telinga yang menumpuk itu tidak mempengaruhi gendang telinga, karena kalau kita angkat saja kotorannya, sudah selesai masalahnya," ujar dia.
Dia melanjutkan, congek yang tidak kunjung diobati bisa menyebabkan terjadinya komplikasi di belakang telinga hingga penurunan pendengarannya menetap yang juga terkadang disertai pusing berputar karena sistem keseimbangan di telinga dalam sudah terganggu.
Sementara itu, berdasar data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2021, tercatat lebih dari lima persen populasi di dunia mengalami gangguan pendengaran, salah satunya otitis media atau peradangan pada telinga akibat infeksi virus atau bakteri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024