Meulaboh (Antara Babel) - Cuaca buruk yang melanda wilayah barat dan selatan Provinsi Aceh akibat pergantian musim menyebabkan jasa transportasi laut dan udara terhenti, Rabu.
"Memang selain gelombang tinggi juga terjadi angin kencang, kondisi ini tergolong ekstrem bisa mempengaruhi aktivitas nelayan maupun penerbangan," kata kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh-Nagan Raya Edi Darlupti di Meulaboh, Rabu.
Di Kabupaten Nagan Raya, aktivitas penerbangan untuk rute Cut Nyak Dhien-Kualanamu Medan, Provinsi Sumatera Utara dan Cut Nyak Dhien-Sinabang (Kab Simeulue) terhenti akibat pengaruh cuaca ekstrem.
Jadwal keberangkatan pesawat berbadan kecil untuk rute tersebut tidak bisa mendarat di Bandara Cut Nyak Dhien.
Petugas penyedia jasa maskapai penerbangan terpaksa menunda keberangkatan penumpang dan mengalihkan untuk waktu lain.
Sementara di Kabupaten Aceh Selatan, aktivitas pengangkutan penumpang di pelabuhan penyeberangan Labuhan Haji menuju Sinabang, Kabupaten Simeulu juga terganggu.
Ratusan penumpang terpaksa bermalam di Labuhan Haji karena ketinggian gelombang memaksa kapal ferry terhenti.
"Kondisi ini disebabkan oleh terjadinya konvergensi di perairan Samudera Hindia dan penyebab gelombang tinggi karena kecepatan anggin. Potensi hujan juga terjadi karena itu kita minta masyarakat juga waspada banjir dan tanah longsor," kata prakirawan cuaca Saiful Amri.
Menurut data yang dirilis BMKG, bahwa kondisi cuaca ekstrem berpeluang terjadi hingga Jumat (22/7), ketinggian gelombang laut 1-5 meter dengan kecepatan anggin bertiup dari barat daya mencapai 35 km/jam.
BMKG memintakan masyarakat untuk menjauhi pantai dan wisatawan dimintakan mengurungkan niatnya bermandian di laut, karena potensi ketinggian gelombang sewaktu-waktu dapat berubah.
Sejak Rabu (20/7) pagi, hujan ringan disertai angin kencang melanda sebagian wilayah pedalaman di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Memang selain gelombang tinggi juga terjadi angin kencang, kondisi ini tergolong ekstrem bisa mempengaruhi aktivitas nelayan maupun penerbangan," kata kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh-Nagan Raya Edi Darlupti di Meulaboh, Rabu.
Di Kabupaten Nagan Raya, aktivitas penerbangan untuk rute Cut Nyak Dhien-Kualanamu Medan, Provinsi Sumatera Utara dan Cut Nyak Dhien-Sinabang (Kab Simeulue) terhenti akibat pengaruh cuaca ekstrem.
Jadwal keberangkatan pesawat berbadan kecil untuk rute tersebut tidak bisa mendarat di Bandara Cut Nyak Dhien.
Petugas penyedia jasa maskapai penerbangan terpaksa menunda keberangkatan penumpang dan mengalihkan untuk waktu lain.
Sementara di Kabupaten Aceh Selatan, aktivitas pengangkutan penumpang di pelabuhan penyeberangan Labuhan Haji menuju Sinabang, Kabupaten Simeulu juga terganggu.
Ratusan penumpang terpaksa bermalam di Labuhan Haji karena ketinggian gelombang memaksa kapal ferry terhenti.
"Kondisi ini disebabkan oleh terjadinya konvergensi di perairan Samudera Hindia dan penyebab gelombang tinggi karena kecepatan anggin. Potensi hujan juga terjadi karena itu kita minta masyarakat juga waspada banjir dan tanah longsor," kata prakirawan cuaca Saiful Amri.
Menurut data yang dirilis BMKG, bahwa kondisi cuaca ekstrem berpeluang terjadi hingga Jumat (22/7), ketinggian gelombang laut 1-5 meter dengan kecepatan anggin bertiup dari barat daya mencapai 35 km/jam.
BMKG memintakan masyarakat untuk menjauhi pantai dan wisatawan dimintakan mengurungkan niatnya bermandian di laut, karena potensi ketinggian gelombang sewaktu-waktu dapat berubah.
Sejak Rabu (20/7) pagi, hujan ringan disertai angin kencang melanda sebagian wilayah pedalaman di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016